Home BERITA Rosario Penuh Berkah Bunda Teresa dari Kalkuta

Rosario Penuh Berkah Bunda Teresa dari Kalkuta

0
Ilustrasi (Ist)

Puncta 07.10.21
PW. St. Perawan Maria, Ratu Rosario
Lukas 11: 5-13

DALAM perjalanan pulang dengan pesawat, Jim merasa beruntung karena duduk bersebelahan dengan dua orang biarawati. Ia sangat mengenal wajah suster kecil dengan jubah putih bergaris biru. Ia adalah Bunda Teresa dari Kalkuta.

Suster itu tersenyum dan menghormat padanya sebelum duduk di bangkunya. Wajah yang teduh, damai dan tenang. Ia membuka Rosarionya dan berdoa selama pesawat take off.

Jim melirik manik-manik Rosario yang dipegang suster itu. Selesai berdoa, Bunda Teresa membuka pembicaraan, “Saya selalu berdoa untuk orang-orang miskin di setiap benua.”

Warna Rosario yang berbeda-beda itu menggambarkan setiap benua.

“Apakah engkau sering berdoa Rosario?” tanya Bunda Teresa mengejutkannya.

Jim berkata jujur, “Ah, tidak juga… Saya hampir tidak pernah berdoa, apalagi doa Rosario.”

“Mulai sekarang engkau akan mulai berdoa …”

Lalu, Rosarionya diberikan ke genggaman tangan Jim.

Sembilan bulan berlalu, Jim dan Ruth, isterinya mengunjungi Connie, sahabatnya yang sakit kanker ovarium stadium berat.

“Saya akan terus berjuang, saya tidak mau menyerah,” kata Connie.

Jim teringat akan Rosario Bunda Teresa. Ia meminjamkannya pada Connie. “Berdoalah dengan Rosario, ini dari Bunda Teresa, mungkin bisa sedikit membantu perjuanganmu,” kata Jim.

Setahun berlalu, mereka mengunjungi kembali Connie. Temannya itu dengan sukacita menceritakan bahwa banyak kemoterapi dijalani dan dia tidak lupa berdoa Rosario.

“Bulan kemarin, dokter memeriksa, kankernya hilang. Saya dinyatakan sembuh sama sekali. Terimakasih Rosarionya, mungkin ada orang lain yang lebih membutuhkan.”

Kali lain, Liz, saudari Ruth depresi berat karena perceraian dengan suaminya. Ruth meminjamkan Rosario Bunda Teresa kepadanya.

Selang beberapa waktu Liz berkirim surat bahwa setiap kali dia ketakutan, sulit tidur, stres dan bingung, dia memegang Rosario itu.

“Setiap kali memegangnya, saya seperti memegang tangan yang penuh cinta. Kini aku sudah lebih baik, punya semangat dan perspektif baru dalam hidup. Kukembalikan Rosariomu dengan ucapan terimakasih. Mungkin ada orang lain yang membutuhkan.” tulis Liz di suratnya.

Beberapa tahun kemudian ada suara telepon dari seorang tak dikenal. Ia ingin meminjam Rosario dari Ruth, karena ibunya koma di rumah sakit.

Ruth mengirimkan Rosario itu.

Selang beberapa waktu, orang itu menulis,

“Begitu Rosario itu berada digenggaman tangannya, beberapa menit kemudian kami melihat wajah ibu penuh kedamaian dan rileks, seperti tidur, dan nampak wajahnya seperti jauh lebih muda.

Kami hampir tidak sadar kalau ibu sudah berpulang kalau tidak mendengar suara mesin perekam jantung sudah datar tanpa detakan… Ibuku berpulang dalam tidur yang damai. Terimakasih atas kebaikanmu meminjamkan Rosario. Saatnya kukembalikan, mungkin ada orang lain yang lebih membutuhkannya.”

Hari ini, kita memperingati Santa Perawan Maria, Ratu Rosario suci. Ia adalah teladan orang beriman. Doanya tidak pernah putus bagi orang yang percaya.

Seperti butir-butir Rosario suci yang terus mengalir, demikian perlindungan dan pertolongan Maria juga terus mengalir kepada kita.

Sebagaimana Yesus menggambarkan Bapa-Nya itu murah hati, begitu pula Bunda-Nya juga murah hati dan sangat mengasihi.

“Mintalah, kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.”

Kalau engkau ada Rosario, jangan hanya tergantung di leher, jadi hiasan di mobil, tersimpan di saku atau dompet.

Gunakanlah itu untuk berdoa.

Bunda Maria pasti akan menolong dan menjadi perantara kita.

Di pramuka belajar tali temali,
Ternyata jadi pandai menjerat hati.
Bunda Maria, perawan yang suci,
Doakanlah kami para putramu ini.

Cawas, hormat puji Bunda tersuci…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version