Pada saat itu setan datang menggodaNya, menawarkan kepadaNya cara-cara yang dipandang setan baik untuk mewujudkan rencana Yesus. Tawaran pertama Setan: ubah batu menjadi roti. Beri orang kemakmuran, maka mereka akan mengikuti Engkau. Itu cara kampanye yang jitu, orang berbondong-bondong datang mencari. Dan itu juga yang dialami Yesus sesudah ia memperbanyak roti di tepi danau Genesaret. Tawaran kedua: carilah kekuasaan, maka orang akan taat kepadaMu.
Karena itu sembahlah setan agar dapat berkuasa. Berulang kali Yesus akan diangkat menjadi pimpinan pemberontakan melawan kekaisaran Roma. Tawaran ketiga: loncatlah dari bubungan Bait Allah. Bait Allah adalah bangunan tertinggi di Yerusalem waktu itu. Jika Yesus dapat meloncat dari atas bubungan Bait Allah dengan selamat, maka Ia akan menjadi terkenal dan orang akan datang kepadaNya. Itu juga akibat mukjijad-mukjijad yang dilakukanNya, orang dari mana-mana mencari Dia.
Setan menggoda Yesus dengan kata-kata: “Jika engkau anak Allah…” lalu setan mengutip ayat Kitab Suci untuk membenarkan tawarannya. Dan Yesus selalu menjawab: kita harus mencari dan mengikuti Allah. Karena yang ditawarkan setan ialah: Mulailah dengan mencari keuntungan dan kepentingan dirimu sendiri: kenyangkan perutmu, cari kuasa dan jadi terkenal. Kamu Anak Allah, kamu punya hak untuk itu Dalam Injil, Yesus mengalami itu semua juga. Tetapi kita tahu, pada akhir hidupNya, semua orang yang pernah makan rotiNya, mengagumi kepemimpinanNya dan mengalami mukjijadNya, tidak satu pun yang ada bersama Dia di bawah salib.
Ini pesan Yesus bagi kita yang menjalani masa Prapaskah. Masa Prapaskah bukan pertama-tama puasa, lapar dan haus. Bukan juga sekadar kesempatan untuk banyak berdoa dan berderma, tetapi merupakan saat panjang, 40 hari untuk merenungkan jalan dan cara hidup kita dan menata ulanghya dalam mengikuti Tuhan.
Cara hidup dunia, yang ditawarkan setan juga kepada kita ialah: carilah dulu kebutuhan, kepentingan dan kesenanganmu. Carilah kekayaan, kuasa dan kemashuran. Nanti kamu punya kesempatan juga untuk melayani Tuhan. Yang ditawarkan Yesus: carilah dulu Kerajaan Allah, maka yang lain akan ditambahkan kepadamu. Yesus tidak menolak bantuan para perempuan dalam karyaNya. Dia tidak sungkan makan bersama orang-orang kaya dan terkenal. Dia tidak menolak waktu disambut sebagai Raja masuk kota Yerusalem. Tetapi Ia tidak menjadikan hal-hal itu sebagai hal utama. Ia berani memilih ditinggalkan para murid dan pengikutNya yang kecewa, dia tegas kepada para pemimpin bangsa Yahudi. Dia mengurbankan hidupNya demi melayani Allah BapaNya.
Sebelum seorang professor di suatu universitas akan membagikan soal ujian akhir kepada para mahasiswanya, ia mengajukan suatu tawaran istimewa kepada mereka. Ia berkata, “Siapa yang mau mendapat nilai C otomatis dalam ujian ini, angkat tangan dan kamu tidak perlu mengikuti ujian. Saya akan langsung memberi kamu nilai C.
Satu tangan terangkat. Kemudian lainnya, dan yang lainnya hingga setengah dari para mahasiswa tersebut telah memilih untuk tidak mengikuti ujian itu. Mereka menrima nilai C secara otomatis, dan mereka pun pulang dengan gembira. Profesor itu memberi selamat kepada para mahasiswa yang masih tinggal, karena mereka tidak mau menerima nilai minimal dan bahwa mereka bersedia melakukan hal-hal yang luar biasa dalam hidup mereka.
Ia kemudian membagikan lembaran ujian kepada mahasiswa yang masih tinggal di kelas itu. Ia meletakkan lembaran-lembaran soal tersebut terbalik dan tertutup di meja dan meminta mereka tidak membaliknya sebelum diperintahkan. Kemudian professor itu meminta mahasiswanya untuk memulai ujian mereka. Para mahasiswa menemukan bahwa lembaran ujian mereka hanya tertulis: “Selamat. Anda baru saja mendapatkan nilai A.”
Terlalu sering kita mengambil jalan pintas yang mudah dan menerima keadaan biasa-biasa saja saat seharusnya kita bisa membangun potensi diri kita. Kita berpikir bahwa nilai C tidak begitu buruk dan cukup pantas untuk kita peroleh. Hidup biasa-biasa aja, tanpa mengeluarkan potensi maksimal dalam hidup kita, merupakan suatu penghinaan bagi TUHAN atas karya-NYA yang luar biasa dalam diri kita. Tetaplah bersemangat! Teruslah bertumbuh! Teruslah belajar! Lakukan yang terbaik untuk apapun yang sedang menjadi tanggung jawabmu saat ini!
Hari ini kita diajak untuk merenungkan pilihan jalan hidup kita. Kita sudah memilih mengakui dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati (Rom. 10:9-10). Kita memilih untuk percaya kepadaNya dan diselamatkan. Maka untuk mengisi hidup kita sesuai dengan pilihan dasar kita, kita diundang untuk merenungkan lagi cara dan jalan hidup kita.
Apa yang terpenting bagi kita dalam hidup ini? Mencari selamat untuk diri sendiri bekerja demi kepentingan sesama? Mencari kesenangan, kebutuhan dan nama baik kita atau mencari kehendak Allah lebih dahulu? Bangsa Israel diajak untuk membawa persembahan sebagai pengakuan bahwa mereka sekarang menjadi orang yang bebas dan hidup berkecukupan karena Allah telah memerdekakan mereka (Ul. 26:4-10). Kita ini merupakan ciptaan istimewa dari Allah.
Kita diundang untuk bekerja memaksimalkan diri kita. Bukan hasil mudah, nilai A yang begitu saja dihadiahkan kepada kita. Tetapi sikap tidak mau terima yang setengah-setengah; tidak mau puas dengan yang minimal, tetapi berusaha dan berjuang menjadi yang terbaik. Dengan memperbanyak doa, derma dan puasa, kita ingin melangkah maju, menjadi selangkah lebih baik dan lebih dekat dengan Tuhan. Amin.