Bacaan 1: 1Yoh 4:7 – 10
Injil: Mrk 6:34 – 44
SAAT sedang berjalan di Jalan Thamrin, tiba-tiba seorang bapak bertanya padaku. “Nak kalau mau ke RS Fatmawati, ke arah mana?”
Sungguh sebuah pertanyaan yang tidak masuk di akalku.
Di Jakarta tidak tahu RS Fatmawati? Berjalan kaki?
Saya hanya berkata, “Maaf Pak” lalu melanjutkan jalan kaki.
Kira-kira 30 meter berjalan, rasanya ada bisikan bahwa saya harus membantunya. Kuputuskan berbalik mengejar bapak tadi.
Dia memang seperti orang bingung, lalu kutanya, “Bapak benar tidak tahu RS Fatmawati? Bapak tinggal menyebrang ke halte busway atau baik MRT.”
Rupanya bapak itu tidak punya uang lagi di kartu e-money-nya. Maka segera kukasih uang untuk mengisi kartunya. Saya merasa plong setelah itu.
Saat Tuhan Yesus bersama para murid bermaksud menyepi ke seberang danau, orang banyak yang mengikuti-Nya tahu kemana mereka pergi dan mendahului-Nya. Tuhan sangat menaruh belas kasihan kepada mereka yang seperti kawanan domba tanpa gembala.
Namun tidak demikian dengan para murid. Mereka bahkan meminta Tuhan Yesus mengusir pulang agar tidak usah memberi makan.
Tetapi, Ia menjawab: “Kamu harus memberi mereka makan.”
Menghindari masalah adalah solusi yang paling mudah. Namun kadang masalah datang untuk menguji.
Apakah saya menghindar (menyerah), datang pada Tuhan minta pertolongan atau malah menjadikan saya sombong (merasa mampu dengan kekuatan sendiri).
Para murid memang menyerah, namun satu hal yang dilakukan sudah tepat. Mereka datang kepada Tuhan Yesus menyerahkan ketidakmampuan mereka.
Tuhan mengajarkan agar kita selalu datang kepada-Nya, mengakui keterbatasan yang dimiliki dan mengandalkan-Nya. Tuhan Yesus juga mengajarkan agar kita hidup saling mengasihi terutama kepada mereka yang lemah.
Sebagai Allah Putera, Tuhan Yesus tentu saja penuh kasih. Sebab Allah adalah kasih.
Hidup saling mengasihi inilah yang diajarkan St. Yohanes Penginjil kepada jemaatnya. Sebab kasih berasal dari Allah, setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal-Nya. Inilah kasih itu:
“Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.”
Pesan hari ini
Saat menghadapi masalah berat, bukan berarti harus menyerah.
Mari datang kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya sebab kita memang memiliki keterbatasan. Allah lebih dahulu mengasihi kita lewat Anak-Nya yang Tunggal maka harus ditanggapi dengan mengasihi ciptaan-Nya yang bisa kita lihat.
“Percaya diri, tekun dan berserah pada Tuhan adalah kunci dalam hidup. Jangan pernah menyerah kepada keadaan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”