Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Sam. 4:1-11; Mzm. 44:10-11,14-15,24-25; Mrk. 1:40-45. BcO Kej. 4:1-24
Bacaan Injil: Mrk. 1:40-45.
40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” 41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” 42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. 43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: 44 “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” 45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Renungan:
DALAM beberapa kesempatan Paus Fransiskus mengharapkan negara-negara di Eropa berkenan menampung para pengungsi. Hatinya tergerak oleh kondisi para pengungsi yang membutuhkan tempat untuk bersinggah. Banyak negara Eropa pun kemudian berkenan menampung para pengungsi.
Yesus tergerah hatiNya kala seorang kusta datang kepadaNya dan meminta kesembuhan. Yesus pun mengulurkan tanganNya dan menyembuhkan oran tersebut. “Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” (Mrk 1:41).
Beberapa hari yang lalu pak Joko yang memimpin pembangunan talud Domus Pacis didatangi seorang tetangga. Penampilannya bersih. Orang itu meminta pekerjaan. Ia merasa ia perlu bekerja karena usahanya yang telah bangkrut. Ia ingin tunjukkan kepada anak isterinya bahwa bekerja kasar pun dia bisa. Karena tergerak hatinya Pak Joko pun menerimanya dan mempekerjakannya.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu didatangi orang. Orang itu meminta pertolonganmu.
Refleksi:
Apa yang menggerakkanmu untuk menolong sesama?
Doa:
Bapa, semoga aku bisa menjadi saluran kasih dan pertolongan bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengulurkan tanganku untuk menolong mereka yang membutuhkan. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)