Peringatan Wajib SP Maria, Ratu
warna liturgi Putih
Bacaan
Rut. 2:1-3,8-11;4:13-17; Mzm. 128:1-2,3,4,5; Mat. 23:1-12
BcO Ef. 4:1-16
Bacaan Injil: Mat. 23:1-12
1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 2 “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Renungan:
SAYA teringat kala kecil dulu ada teman yang banyak omong tapi tidak banyak berbuat. Lama kelamaan orang jadi tahu dan tidak mendengarkan omongannya. Bahkan ada yang ngepretin omongannya. Namun kalau dirasa-rasakan omongannya ada benernya. Kala dewasa pun sering kita temukan orang yang banyak omong tapi minim berbuat. Kadang-kadang bosen juga mendengarkan omongannya.
Orang-orang Farisi juga banyak omong dan memberikan aturan. Namun mereka hanya omong tapi tidak berbuat. Kepada orang-orang Yesus meminta untuk mendengarkan perkataannya namun tidak mencontoh perbuatannya.
Sekalipun sering merasa jengkel dengan orang yang banyak omong, marilah kita belajar menangkap apa yang mereka omongkan. Kita dengarkan isi omongannya walau kita tidak harus meniru perbuatannya. Dalam omongannya pasti ada sesuatu yang berguna bagi kebaikan.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan dirimu bertemu dengan orang yang suka omong. Dengarkan omongannya dengan seksama. Temukan hal-hal baik dari omongannya.
Refleksi:
Apa yang perlu kita lakukan untuk menghidupi omongan kita?
Doa:
Tuhan, sabarkanlah hatiku untuk dapat menangkap arti dari kata-kata orang. Semoga aku mampu menangkap yang baik dan mewujudkannya dalam hidupku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mendengarkan dan menangkap omongan orang dengan baik. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)