Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Sabda Hidup: Senin, 19 Desember 2016

Sabda Hidup: Senin, 19 Desember 2016

0

Hari Biasa Khusus Adven

warna liturgi Ungu

Bacaan

Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25. BcO Yes. 41:8-20

Bacaan Injil: Luk. 1:5-25.

5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. 6 Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. 7 Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya. 8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. 9 Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. 10 Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. 11 Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. 12 Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. 13 Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. 14 Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. 15 Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; 16 ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, 17 dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” 18 Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.” 19 Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. 20 Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.” 21 Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. 22 Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu. 23 Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. 24 Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: 25 “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.”

Renungan:

SUATU kali ada orang berkomentar, “Yang sudah menikah resmi dan mengharapkan hadirnya anak tidak kunjung mendapatkannya. Namun yang belum resmi dan tidak mengharapkan malah mendapatkannya.” Ya memang banyak orang yang mengharapkan kedatangan anak dalam keluarga mereka namun tidak segera mendapatkannya. Aneka cara dilakukan tapi tetap belum berhasil. Orang-orang pun sering berkomentar negatif. Ketidakhadiran anak pun sudah membuat mereka berat, ditambah komentar-komentar negatif.

Elisabet pun dikatakan mandul karena sampai usia tuanya ia belum juga mempunyai keturunan. Padahal ia dan Zakharia adalah orang yang benar di hadapan Tuhan. Ketidakhadiran anak membuat rasa ada yang kurang dalam diri mereka. Namun kepercayaan mereka akan kasih Tuhan menghadirkan mukjijat yang besar.

Mungkin kita pun pernah menantikan sesuatu namun tak segera kunjung hadir. Pada saat-saat tertentu mungkin kita mengalami rasa putus asa. Namun kita percaya Tuhan akan memberikan kekuatan pada kita untuk bertahan hingga pada saatnya kita menerima anugerah yang mengagumkan.

Kontemplasi:

Bayangkan dirimu lagi mengharapkan sesuatu yang tak kunjung datang.

Refleksi:

Bagaimana bertahan kala yang kita harapkan tak segera datang?

Doa:

Tuhan dampingilah kami agar mampu bertahan dalam pengharapan. Berkatilah keturunan pada keluarga-keluarga yang mengharapkannya. Amin.

Perutusan:

Aku akan mengintensikan doaku untuk keluarga-keluarga yang masih menantikan hadirnya keturunan. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version