Perpetua dan Felisitas
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54. BcO Im. 16:2-28
Bacaan Injil: Yoh. 4:43-54.
43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, 44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. 45 Maka setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu. 46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. 47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. 48 Maka kata Yesus kepadanya: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.” 49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” 50 Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. 51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. 52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: “Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.” 53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup.” Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya. 54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.
Renungan:
ADA seorang nenek datang kepada seorang pastor muda. Ia menceritakan sakit pusing yang selalu menderanya. Ia pun minta didoakan dan disembuhkan. Walau sang pastor tidak mempunyai kemampuan untuk mengobati namun melihat iman si nenek itu maka ia pun berdoa untuk nenek tersebut. Setelah didoakan sang nenek segar dan tidak pernah merasakan pusing lagi. Paska kejadian tersebut banyak orang datang dan percaya sang pastor itu dapat menyembuhkan.
Pegawai istana percaya pada Yesus. “Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi” (Yoh 4:50). Ia percaya bahwa anaknya sembuh. Dan kepercayaannya itu menjadi nyata. Pada waktu yang sama dengan waktu Yesus bersabda anaknya sembuh.
Iman kepercayaan menentukan kejadian. Ketika kita percaya sesuatu terjadi, maka terjadilah yang kita percayai. Tuhan mengindahkan harapan mereka yang percaya kepadaNya.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Yoh. 4:43-54. Lihatlah kepercayaan pegawai istana dan bandingkan dengan kepercayaanmu.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu ketika mempercayai sesuatu dan kepercayaanmu itu mewujud.
Doa:
Bapa, aku percaya pada penyelenggaraanMu. SabdaMu sungguh hidup dalam keseharianku. Amin.
Perutusan:
Aku percaya akan karya Allah dalam hidupku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)