HARI biasa Pesta Semua Orang Kudus Tarekat
warna liturgi Hijau
Bacaan: Tit. 1:1-9; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 17:1-6.
BcO 1Mak. 1:41-64
Bacaan Injil: Luk. 17:1-6.
1 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. 2 Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. 3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. 4 Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”
5 Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!” 6 Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”
Renungan:
Kini kita berada dalam era informasi. Banyak berita masuk begitu saja dalam kehidupan sehari-hari kita. Yang dulu tidak pernah terlibat dengan aneka masalah sosial tiba-tiba jadi aktif karena aneka berita masuk ke handphonnya melalui broadcast message yang diterima. Bahasanya kita kebanjiran informasi. Informasi itu datang bertubi-tubi membanjiri hidup kita tanpa ada filter yang memadai. Tidak jarang orang pun terprovokasi oleh informasi-informasi yang menyesatkan.
Penyesatan akan selalu ada di kehidupan dunia. Sampai dunia berakhir ia akan selalu ada. “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya” (Luk 17:1). Ya penyesatan itu selalu ada, namun celakalah yang mengadakannya. Celakalah orang yang dengan sengaja menyesatkan sesamanya.
Maka rasanya kita perlu selalu waspada dengan informasi-informasi yang kita terima. Kita teliti terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut sebelum membroadcastnya kepada rekan-rekan kita. Rasanya lebih baik kita dikira ketinggalan informasi daripada menyebarkan informasi yang menyesatkan. Lebih baik kita berhati-hati daripada celaka.
Kontemplasi: Bayangkan dirimu mendapat broadcast pesan. Bacalah dengan teliti pesan tersebut. Tentukan apakah anda akan meneruskannya lagi atau menghentikannya.
Refleksi: Bagaimana cara cerdas dalam bermedia?
Doa: Tuhan semoga kami tidak tergoda untuk menyesatkan sesama kami. Semoga kami lebih hati-hati dan teliti dalam membaca dan membagi informasi. Amin.
Perutusan: Aku akan berhati-hati dan cerdas dalam membaca dan membagi informasi.
Romo, mohon ijin: sabda hidup saya copas untuk bacaan keluarga. Tq. GBU