Bacaan I Kitab Hosea 6:1-6
Injil Lukas 18:9-14
“BAPAK dan ibu ini orang yang sangat baik ya, memberi tumpangan kepada ibu mertua dan kakaknya di rumahnya,” kata seorang bapak dengan pembantu rumah yang bekerja di keluarga itu.
“Bukan begitu Pak, yang menumpang di rumah ini bapak dan ibu. Rumah ini milik mertuanya,” kata pembantu itu meralat omongan bapak tadi.
“Lah, di mana-mana bapak itu selalu bilang bahwa ini rumahnya,” kata bapak itu.
“Saya sudah ikut ibu, puluhan tahun, sepengetahuan saya, dan saya sangat yakin bahwa ini rumah ibu,” kata pembantu itu.
“Tapi gayanya dan caranya bersikap, seakan-akan bapak itu pemiliknya, apalagi dia bilang ke tetangga bahwa ini rumahnya,” kata bapak tadi.
“Kalau benar ini rumahnya, biasanya orang tidak perlu memberitahu orang lain, tidak perlu pamer, tidak disombongkan dengan orang lain,” kata pembantu itu dengan rasa tidak suka.
“Kan ini rumah elit, megah, kalau dia yang punya, pasti dia orang hebat,” kata bapak tadi.
“Yang hebat itu mertuanya dan kakaknya yang tinggal di rumah ini,” kata pembantu itu.
Banyak orang yang ingin pamer dan menyombongkan diri untuk mendapat pujian dan pengakuan.
Dalam konteks ini, “Yesus menyatakan perumpamaan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain.”
Dalam hidup sehari-hari sering kali orang-orang yang haus pengakuan rela berbohong, demi mendapat pujian. Bahkan tidak segan-segan dengan membandingkan diri dengan orang lain.
Dia menaikkan harga diri dengan merendahkan orang lain.
Seperti dalam dialog di atas bagaimana orang yang menumpang malah memberitahu kepada orang lain bahwa pemilik rumah adalah orang yang menumpang dengannya.
Apakah aku dengan rendah hati menyadari dan menyesali dosa-dosaku atau aku menutupinya dengan sombong?
