“Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.”(Luk 4, 39)
BEBERAPA hari ini kepala terasa pening dan bersin terus menerus serta leher bagian belakang terasa kaku. Badan terasa ‘semromong’ alias panas. Beberapa bungkus tolak angin cair beberapa butir decolsin juga sudah diminum. Namun penyakit itu rupanya masih kerasan saja tinggal di badan. Perhatian dan usaha untuk mengusir penyakit tidak berhasil; bahkan jadwal pelayanan misa arwah pun sampai terlupakan, sehingga tertunda sampai satu jam.
Penyakit bisa menghinggapi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan; baik anak-anak, orang muda dan dewasa. Ada orang yang penyakitnya ringan, ada juga orang yang menderita sakit berat. Ada orang yang bisa tegar dalam menghadapi penyakitnya; ada pula orang yang lemah dan ringkih daya tahannya. Bahkan banyak orang terpaksa beristirahat total di tempat tidur atau opname di rumah sakit selama beberapa hari. Banyak juga yang harus masuk ke ICU dan tidak sadar selama beberapa hari.
Serangan penyakit memang luar biasa, sekalipun bentuknya penyakitnya sering tidak kelihatan atau tidak jelas asal usulnya. Para ahli sering mengkaitkan penyakit dengan virus atau bakteri; dengan bibit genetik yang berasal dari orang tua, leluhur atau nenek moyang; dengan lingkungan yang kotor dan tidak sehat; dengan perilaku yang tidak baik, seperti merokok atau pola makan yang ngawur; dengan guna-guna atau santet. Penyakit bisa datang dan pergi, seperti halnya manusia atau ciptaan lain.
Yesus datang dan menghardik demam yang diderita mertua Petrus. Penyakit itu pun pergi tanpa pamit. Kehadiran penyakit memang membuat tidak nyaman dan bisa menghambat berbagai macam tugas, pekerjaan dan pelayanan. Berbahagialah mereka yang tidak mendapatkan kunjungan dan kehadiran penyakit.
Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)