Renungan Harian
Kamis, 28 Oktober 2021
Pesta St. Simon dan Yudas, Rasul
Bacaan I: Ef. 2: 19-22
Injil: Luk. 6: 12-19
“ROMO, kami semua heran dengan teman kami yang satu itu. Kami sungguh-sungguh tidak menyangka bahwa dia harus dipenjara karena kasus korupsi.
Kami berlima bersahabat, sejak masih SD. Kami tumbuh bersama dan menghabiskan banyak waktu kami bersama.
Kami bersekolah di sekolah yang sama, sejak kami SD hingga SMA; bahkan kami satu kelas. Saat kuliah, kami kuliah di universitas yang sama, meski beda jurusan.
Kami berpisah baru setelah bekerja, meski tetap di kota yang sama. Artinya, kami amat mengenal dia.
Romo, teman kami itu kami menyebut sebagai orang pilihan. Sejak SD dia selalu juara dan dalam berbagai kegiatan dia selalu terpilih. Terlebih saat kuliah, dia selalu terlibat dalam berbagai kegiatan.
Dia selalu terpilih dalam berbagai kepanitiaan. Dia sungguh-sungguh aktif dalam kegiatan kampus. Rasanya tidak ada satu kegiatan penting di kampus di mana dia tidak terlibat; maka kami selalu menyebut dia sebagai orang pilihan.
Dia sosok yang cerdas, pandai bergaul, punya jiwa kepemimpinan dan mampu memberi solusi dalam banyak masalah.
Saat kami lulus kuliah, dari antara kami berlima dia yang terlebih dahulu mendapatkan pekerjaan, bahkan di sebuah perusahaan yang ternama.
Kami tidak heran bahwa dia mendahului kami bekerja, karena memang dia memiliki banyak prestasi.
Sejak kami bekerja, kami memang tidak sering bertemu seperti dulu; namun demikian kami selalu mengusahakan sebulan sekali bertemu meski tidak selalu lengkap.
Jadi meski kami jarang bertemu, tetapi kami tetap bisa mengetahui kabar-kabar masing.
Saat kami mendengar bahwa dia ditangkap karena kasus korupsi, kami tidak habis pikir. Bagaimana mungkin orang yang kami sebut orang pilihan bisa terseret kasus korupsi?
Rasanya tidak mungkin dia tidak tahu tentang perbuatannya, tetapi kami juga tidak mengerti bagaimana mungkin dia membuat pilihan seperti itu.
Kami masih belum mengerti apa yang ada dalam pikirannya sehingga mengambil jalan itu,” seorang teman menceritakan kegundahannya.
Sosok berprestasi, sosok yang selalu terpilih, terkenal bijak, namun bisa salah jalan dan salah mengambil keputusan.
Dengan kata lain salah menggunakan kemampuannya sehingga bisa membawa dirinya jatuh.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, para rasul orang-orang terpilih, orang-orang yang dipilih oleh Yesus sendiri dan selalu dekat dengan Yesus. Namun karena salah dalam memilih dan salah dalam menggunakan kemampuannya sehingga jatuh seperti Yudas Iskariot yang kemudian mengkhianati Yesus.
Bagaimana dengan aku?
Sejauh mana aku mampu memilih yang terbaik bagi hidupku?