“PERBEDAAN itu indah.”
Pernyataan singkat penuh makna itu disampaikan Prof. KH Nasaruddin Umar MA, Imam Besar Masjid Istiqlal dalam wawancara dengan media yang disiarkan via zoom, Senin siang 26 Agustus 2024 hari ini.
“Perbedaan itu seumpama lukisan Tuhan yang indah,” jelas Prof Nasar.
“Kita membuktikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan semangat tersebut betul-betul hidup di dalam kita. Mungkin itu timbul, karena persamaan historis ketika bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan di zaman penjajahan,” lanjutnya.
Kemerdekaan itu adalah buah perjuangan bersama maka ini merupakan faktor perekat persahabatan.
‘Apalagi kita punya Pancasila – filosofi bangsa yang luar biasa,” demikian tandasnya.
Berkat para pendiri bangsa kita yang hebat, tambahnya, sekarang kita sebagai anak cucu mereka menikmati keberagaman perbedaan dan kerukunan dalam masyarakat.
Praktik dialog dan kerjasama dalam keseharian
Prof. Nasar menjelaskan gerakan dialog umat beragama secara reguler diadakan di Masjid Istiqlal.
Ada juga kegiatan keseharian ringan seperti senam jantung sehat lintas agama di halaman depan Istiqlal. Upacara 17-an, tersedia gym center yang boleh diakses semua masyarakat.
Khusus dengan umat Katolik, adanya join parkir yang sangat membantu ketika ada perayaan besar keagamaan.
Prof. Nasar menjelaskan bahwa Istiqlal mencoba meneladani bagaimana Nabi menggunakan masjidnya yang tidak hanya sekedar rumah ibadah. Istiqlal diharapkan menjadi Rumah Besar bagi kemanusiaan.
Ketika ditanya tentang kegiatan kunjungan Paus Fransiskus ke Istiqlal dan mengadakan dialog antar umat beragama, Prof. Nasar menjelaskan kapasitas tenda besar hanya memuat 500 orang. Maka terbatas undangan yang bisa bergabung dalam acara tersebut.
Jadilah tuan rumah yang baik
Prof. Nasar mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang baik, dengan ramah menerima tamu apalagi ini tokoh agama. Sehingga diharapkan kunjungan Paus akan memberi kesan positif atas Indonesia di mata masyarakat dunia.