- Bacaan 1: Sir. 26:1-4.16-21
- Injil: Luk. 7:11-17
Hari ini Gereja Katolik merayakan peringatan wajib Santa Monika, seorang janda dari Annaba, Aljazair, Afrika Utara.
Dalam kehidupan rumah tangganya ia mengalami tekanan hebat akibat ulah suaminya Patrisius, yang tidak mengenal Tuhan dan “cepat panasan hatinya”. Juga oleh ulah Agustinus anaknya yang bandel dan “tersesat” secara iman.
Namun Santa Monika tidak menyerah, semua dijalaninya dengan tulus sambil terus berharap pada Tuhan melalui doanya yang tak pernah berhenti. Dan pada akhirnya, doa itu terkabulkan.
Suaminya bertobat dan menjadi Kristen demikian juga anaknya, yang kemudian dikanonisasi (proses dinyatakan sebagai orang suci, santo dan santa) menjadi orang kudus sebagai Santo Agustinus.
Penulis Kitab Sirakh hari ini memberikan pujian kepada seorang istri yang cakap, yang merupakan suatu anugerah bagi suami dan anak yang taat pada Tuhan.
- Isteri berbudi pasti menggembirakan suaminya
- Tulus mendampingi keluarga
- Selalu sukacita baik dalam kaya maupun miskin
- Keelokannya laksana matahari yang terbit di atas pegunungan Tuhan
- Kecantikannya bagaikan pelita yang bercahaya di atas kaki yang suci
- Kakinya kuat laksana tiang emas di atas alas perak
Maka, berbahagialah suami dari isteri yang baik, dan panjang umurnya akan berlipat ganda.
Seorang ibu yang baik, pastilah sedih saat kehilangan anaknya yang meninggal. Ini dialami oleh seorang janda dari Nain. Kehidupan di Israel zaman itu sangat sulit akibat penjajahan Romawi, apalagi bagi seorang janda.
Dalam masyarakat Yahudi, seorang janda memiliki stigma sosial lemah yang menyulitkan posisinya dan perlu perlindungan. Sehingga kehilangan anak laki-laki merupakan bencana baginya. Merasakan kehilangan harapan karena tidak ada lagi yang melindungi atau merawat hidupnya.
Di saat seperti itu, Tuhan Yesus hadir menghidupkan kembali harapannya yang telah mati. Anak laki-lakinya dihidupkan lagi oleh Tuhan Yesus.
“Jangan menangis!” hibur-Nya.
Lalu Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
Pesan hari ini
Iman dan cara hidup Santa Monika patut menjadi teladan bagi para ibu kristiani, terutama yang anaknya tersesat iman.
Teruslah libatkan Tuhan dalam hidupmu, suatu ketika doamu pasti dikabulkan-Nya.
“Tak ada manusia yang menyayangimu melebihi ibumu. Dia tetap menyayangimu meskipun bukan ia yang paling kamu sayangi.”