Renungan Harian
Jumat, 20 Mei 2022
Bacaan I: Kis. 15: 22-31
Injil: Yoh. 15: 12-17
TINGKAH polah anak-anak kecil selalu menarik bagi kami orang dewasa. Mereka bisa bertingkah dengan bebas dan melakukan apa pun dengan penuh kegembiraan. Kami sering kali ikut tertawa melihat tingkah polah anak-anak itu.
Suatu kali kami membicarakan tentang satu anak yang baru duduk di kelas satu SD. Anak itu menarik perhatian kami, karena sikap anak itu yang berbeda dan menonjol dibanding dengan teman-teman lainnya.
Anak itu selalu menunjukkan sikap santun dan hormat pada orang yang lebih tua. Cara berbicara dan menyapa orang yang lebih tua menunjukkan sikap hormat dan santun.
Misalnya ketika ketemu dengan orang yang lebih tua, dia akan menyapa terlebih dahulu dan mengulurkan tangan untuk memberi salam dengan mencium tangan orang yang lebih tua.
Bahkan saat dia sedang bermain dengan teman-temannya dia tidak akan segan untuk sejenak meninggalkan permainan untuk menyapa orang yang lebih tua.
Apa yang menarik bagi kami tidak hanya bagaimana anak itu bersikap dengan orang yang lebih tua, tetapi bagaimana anak itu bersikap dengan teman-temannya. Anak itu bisa bergaul dengan semua anak dan dia juga menjadi “penggerak” bagi teman-temannya.
Saat bermain dengan teman-temannya, dan melihat ada temannya yang tidak ikut, anak itu akan mendatangi temannya itu dan mengajak serta membujuk temannya itu untuk bermain.
Bahkan ketika teman-teman lain meminta dia meninggalkan teman yang tidak mau ikut bermain dia mengingatkan temannya bahwa teman itu adalah teman mereka juga.
Hal yang paling menonjol adalah anak itu seringkali menjadi juru damai diantara teman-temannya. Bila ada teman yang ribut dia akan menengahi dan mengajak teman yang ribut berdamai.
Entah bagaimana caranya anak itu selalu bisa mendamaikan teman lain. Teman-temannya nampak “segan” dengan dia karena anak itu selalu baik dan rela berbagi dengan teman-teman lain.
Hal yang mengherankan kami adalah bahwa anak sekecil itu telah mampu menularkan semangat kasih pada teman-temannya. Dia bertindak dan berlaku seperti anak-anak kecil yang lain tetapi ada kasih yang selalu nampak dalam dirinya.
Kami membicarakan anak itu dan melihat bagaimana anak itu dididik oleh orangtua mereka. Kami melihat bahwa pendidikan dalam keluarganya amat baik sebagaimana kami mengenal kedua orang tua anak itu kami kenal sebagai orang yang baik dan murah hati.
Pendidikan yang diterapkan dalam keluarga itu menjadikan anak itu bertindak sebagaimana apa yang dia alami di rumah. Tanpa harus diatur dan disuruh anak itu bertindak spontan berdasarkan apa yang dialami di rumah dan keluarganya.
Kiranya hal itu yang dimaksudkan Yesus dalam sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes: “Inilah perintahku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”