BEGITU buruknya dosa itu, hingga membuat Tuhan menyesal menjadikan manusia dan itu memilukan hati-Nya (Kejadian 6: 6).
Bagaimana mungkin Tuhan menyesal? Apakah Tuhan tidak tahu bahwa manusia akan berdosa sehingga Dia tidak mengantisipasinya?
Misteri.
Bacaan hari ini (Kejadian 6: 5-8; 7:1-5.10) tidak bicara tentang penyesalan Tuhan, melainkan upaya Tuhan menyelamatkan manusia.
Berkat orang baik, yakni Nuh yang berarti “rest” atau “repose” (istirahat), dunia diselamatkan. Nuh itu mendengarkan dan menaati perintah Tuhan (Kejadian 7: 5). Dia memasukkan ke dalam bahtera yang dibuatnya semua hewan yang mesti diselamatkan.
Kisah ini mengingatkan bahwa Tuhan selalu memiliki belas kasihan kepada manusia dan ciptaan-Nya. Kendati dia menyesal dan merasa pilu telah menciptakan manusia, Dia tetap mencintainya.
Orang baik dan benar menjadi alasan bagi Tuhan untuk menyelamatkan manusia (lihat dialog Abraham dan Tuhan yang hendak menghukum Sodom dan Gomora, Kejadian 18: 23-33).
Satu orang baik dan benar saja cukup bagi Tuhan. Mula-mula, orang baik itu ditemukan dalam diri Nuh, kemudian Abraham. Akhirnya, secara sempurna ditemukan dalam diri Yesus Kristus (Matius 24: 37-39).
Seperti Nuh yang membuat bahtera, Tuhan Yesus juga membuat perahu, yakni Gereja untuk menyelamatkan umat manusia.
Dia mengajar semua yang bergabung di dalamnya untuk mengasihi Dia dan menaati sabda-Nya dan Bapa-Nya akan datang kepadanya (Yohanes 14: 23). Karena satu orang yang berkenan kepada Tuhan manusia diselamatkan.
Selasa, 14 Februari 2023
Peringatan Santo Sirilus dan Metodius
Alherwanta, O. Carm.