Saya pribadi sangat mengagumi Bapa Suci Pas Benediktus XVI. Bapa Suci merupakan sosok yang tegar dalam kejujuran imannya. Dia tidak pernah bermaksud melukai hati golongan mana pun. Saya tahu pasti, nurani saya mengatakannya. Saya tidak tahu kemana lagi harus menumpahkan curahan hati ini sebagai bentuk apresiasi cinta terdalam seorang pemuda yg mencintai figur spiritualnya di era serba ragu ini.
Saya dibesarkan di tengah keluarga sederhana di Flores Barat, di sebuah rumah seorang ayah yang mengatakan ketika saya kecil bahwa ‘Seorang Paus adalah Tuhan yang bisa kita lihat wajah-Nya di muka bumi’.
Saya tidak tahu apa pengertian paling ideal dari ungkapkan sang ayah ini. Tetapi saya paham bahwa kami semua sangat mencintai Gereja Katolik, sebuah landasan iman yang selalu diserang dan dicari-carikan kesalahannya.
Keluarga kami adalah keluarga pencinta paus. Kami mencintai Bapa Suci Benediktus XVI.
Beberapa waktu lalu, saya sampai menitikkan air mata setelah membaca artikel Paus Benedictus XVI Mundur: Wawancara Terakhir Paus dengan Penulis Biografinya (16).
Tulisan ini saya anggap sebagai jawaban paling ringkas tetapi sangat padat terhadap keraguan dan kekeliruan persepsi orang-orang mengenai kiprah Bapa Suci di tahta suci selama ini.
Terima kasih Sesawi.Net atas penguatannya.