“Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.” (1Yoh 2,18)
CHRISYE pernah melantunkan lirik,”Pergilah kasih kejarlah keinginanmu; selagi masih ada waktu.”
Waktu merupakan hal penting dalam kehidupan seseorang. Segala sesuatu ada waktunya: ada waktu untuk berkumpul bersama keluarga, rekan dan sahabat saat liburan; ada waktu untuk menangis karena kematian, perampokan sadis, tertangkap tangan oleh KPK dan masuk bui; ada waktu untuk bersabar dalam antrean kemacetan dan kerusakan jalan; ada waktu untuk menikmati kopi, geblek, tempe benguk atau mie instan; ada juga waktu untuk menikmati sajian lezat dalam hajatan atau pesta; ada waktu untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan; ada juga waktu untuk liburan dan bermalas-malasan; ada waktu untuk memasuki masa pensiun dan ada waktu untuk memulai tugas baru.
Waktu terus berjalan dan memberi banyak peluang atau kesempatan. Waktu dengan cepat berlalu dan tidak akan kembali lagi. Waktu ini adalah waktu yang terakhir di tahun 2016. Masih ada beberapa jam lagi sebelum memasuki waktu yang baru. Mumpung masih ada waktu. Ebiet pun mengingatkan, “Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu; entah sampai kapan, tak ada yang bakal dapat menghitung; hanya atas kasih-Nya, hanya atas kehendak-Nya kita masih bertemu matahari.” Tidak hanya rasa syukur atas waktu yang diberikan; tetapi juga bersyukur atas banyak hal yang telah Tuhan anugerahkan dalam setahun ini. Rasa syukur yang semakin menyadarkan kita akan kesempatan untuk mengumpulkan bekal perjalanan abadi, karena kita tidak tahu pasti sampai kapan waktu yang masih tersisa ini.
Apa saja yang harus saya syukuri pada waktu yang terakhir ini dan bekal apa saja yang masih bisa kukumpulkan untuk perjalanan abadi? Teman-teman selamat pagi. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)