Bacaan 1: Tit 2:1-8. 11-14
Injil: Luk 17:7 – 10
SEBAGAI Presiden Republik Indonesia, tentu Pak Jokowi memiliki banyak wewenang untuk memberi perintah serta mendapatkan keistimewaan. Namun hal itu sangat jarang ia manfaatkan.
Kita bahkan malah sering melihatnya tampil sangat sederhana, momong cucu ke mall hanya dengan baju kaos oblong, menginspeksi Trans Papua yang rawan hanya dengan sepeda motor trail, blusukan kesana-kemari, cukur rambut di kios di daerah kota Bogor.
Fenomena ini tidak pernah kita lihat dari para pendahulunya.
Saya sungguh bersyukur memiliki pemimpin yang bisa menjadi teladan dan panutan dalam sikap. Pemimpin yang sungguh membumi dan rendah hati.
Dalam pengajaran kepada para murid-Nya, Tuhan Yesus memberi penekanan agar mereka “selalu membumi dan rendah hati” dalam bersikap. Dalam kisah perumpamaan, ditampilkan seorang tuan yang sangat rendah hati kepada hambanya dan tidak “bossy”.
“Siapa d iantaramu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, ‘Mari segera makan’?…”
Tuhan Yesus menyindir, selama ini yang terjadi adalah tuan yang bersikap “bossy” dan feodal. Perintah sana perintah sini, padahal hambanya sudah seharian bekerja. Bahkan banyak juga yang tidak pernah bilang, ‘terima kasih’, saat hambanya menyelesaikan pekerjaan untuknya.
Tuhan berpesan agar dalam setiap pekerjaan atau panggilan, dikerjakan dengan konsisten dan fokus.
Mungkin Yesus kecewa dengan iman para murid-Nya, yang berpikir layak mendapatkan upah berkat pelayanan mereka. Dalam pelayanan, mestinya tidak mengharapkan pujian, kehormatan bahkan upah. Dimaki saat pelayanan bagiku sudah biasa, bahkan diperintah ini-itu sebisa mungkin dilaksanakan.
Selalu mengingat pesan Tuhan, “Kami adalah hamba-hamba yang tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
Dalam suratnya kepada anak didiknya, Titus, Rasul Paulus juga mengajarkan agar para orangtua bisa menjadi teladan dan panutan bagi anak-anak muda. Sehingga orang non Kristiani akan melihat betapa mulia-Nya Tuhan lewat perilaku orang Kristiani, terutama para orang tua.
Terus mengerjakan kebaikan hingga saat pengharapan tiba, yaitu “parousia”.
Pesan hari ini
Selalu membumi dan rendah hati, melaksanakan panggilan secara konsisten apapun bentuk panggilan itu. Melayani dengan tulus dan tidak sombong, sebagai orang tua Kristiani harus bisa menjadi teladan dan panutan bagi para Orang Muda Kristiani.
“Jangan pernah menyesali apa yang terjadi dalam hidupmu. Hari baik akan memberi kebahagiaan sedang hari buruk memberi pengalaman dan pelajaran. Tetap pakai maskermu dan jaga jarakmu.”