SEORANG motivator terkenal di televisi berkata, “Di masa sulit kamu hanya punya dua pilihan, give up or get up!”
Kata-kata ini mesti mendorong kita untuk terus-menerus bangkit dan maju.
Seorang lelaki tumbuh dari sebuah keluarga miskin. Ayahnya seorang pekerja kasar. Gajinya sangat kecil untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya. Akibatnya, anak lelaki sulungnya memilih tidak melanjutkan ke SMP setelah lulus dari Sekolah Dasar. Sebenarnya, ia bukan seorang anak yang bodoh. Ia anak yang pintar, namun ia mesti berkorban bagi anak-anaknya.
Ia berkata kepada ayahnya, “Ayah tidak perlu memikirkan saya. Saya membantu ayah mencari uang untuk biaya sekolah adik-adik saya.”
Ayahnya cuma diam. Ia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun kepada anaknya. Air mata kesedihan justru jatuh membasahi wajahnya. Dalam hatinya, ia ingin sekali anaknya itu melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Namun keterbatasan dana telah membuat anaknya memilih untuk tidak sekolah.
Sang anak kemudian merantau ke kota dengan tekad yang besar untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Ia berhasil. Setiap bulan ia mengirim uang ke rumah orangtuanya. Sementara ia sendiri hidup berkecukupan di sebuah keluarga kaya. Semua keinginannya terpenuhi. Adik-adiknya memiliki pendidikan yang sangat baik.
Kadang-kadang masalah dalam hidup datang bertubi-tubi dan seakan-akan tidak ada habisnya. Semua usaha yang telah dilakukan tidak membuahkan hasil. Sering dalam kehidupan, kita dikalahkan oleh keadaan atau situasi, terutama saat membuat keputusan. Tidak jarang orang membuat keputusan yang salah dalam menghadapi masalah, karena pengaruh kondisi dan situasi yang sedang dialami.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk tidak berhenti di jalan, ketika persoalan-persoalan silih berganti menghantam diri kita. Anak lelaki itu berani berkorban demi kehidupan keluarganya yang lebih baik. Ia tidak memilih untuk putus asa menyaksikan ketidakberdayaan keluarganya. Justru ia berani mempertaruhkan hidupnya demi kebahagiaan keluarganya.
Apa yang Anda pertaruhkan dalam hidup ini? Saya rasa, yang Anda pertaruhkan adalah nilai-nilai kehidupan. Ketika Anda mencintai kehidupan ini, pasti Anda berani berjuang. Anda berani berkorban, agar hidup Anda mengalami sukacita dan damai. Mari kita tetap berjuang, karena perjalanan hidup kita masih panjang.
Tuhan memb