Ajakan itu disampaikan agar bisa kita lanjuti pada hari Sabtu terakhir di bulan Maret setiap tahunnya. Tujuan kampanye ini adalah untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu perubahan iklim saat ini.
Sejarah Earth Hour Tahun 2004 dihadapkan pada data kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, WWF Australia mulai mencari cara baru untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan masalah perubahan iklim yang terjadi.
Karena itu, WWF Australia lalu bekerjasama dengan Leo Burnett Sydney, perusahaan periklanan terkenal di dunia, untuk mencari cara menarik perhatian warga Australia.
Awalnya di tahun 2005, mereka menamakan kampanye mereka dengan The Big Flick. Belakangan, mereka lalu mengubah gerakan kampanye itu menjadi Earth Hour di tahun 2006. Mereka berhasil mengajak salah satu perusahaan media terbesar di Australia yaitu Fairfax Media mendukung gerakan advokasi ini. Dukungan besar juga datang dari Walikota Sydney waktu itu: Clover Moore.
Akhirnya, kampanye advokasi massa ini pertama kali berhasil dilaksanakan di Sydney pada tahun 2007, Tak kurang sebanyak 2,2 juta warga Sydney turut berpartisipasi mematikan lampu yang tidak mereka perlukan saat itu.
Mengikuti jejak Sydney, pada tahun-tahun berikutnya kota-kota di dunia ikut melakukan gerakan tersebut. Pada tahun 2009 terdapat 35 negara turut berpartisipasi, kemudian meningkat terus menjadi 88 negara di tahun 2009, 126 di tahun 2010, dan 135 di tahun 2011.
Tahun 2012 ini Earth Hour jatuh pada tanggal 31 Maret 2012, pukul 20.30–21.30 waktu setempat. Landmark-landmark dunia seperti Opera House (Sydney, Australia), Empire State Building (New York, Amerika Serikat), Jembatan Golden Gate (San Fransisco, Amerika Serikat), Menara Eiffel (Paris, Perancis), Colloseum (Roma, Italia), CN Tower (Toronto, Kanada) akan dipadamkan selama satu jam pada waktu Earth Hour. Indonesia juga tidak ketinggalan mengikuti Earth Hour dengan mematikan lampu Monas, Jakarta.
