Bacaan I: Yes 65:17-21
Injil: Yoh 4:43-54
“PAKDE, kalau Pakde pulang, pasti saudara-saudara kumpul dan ngobrol sama Pakde,” kata seorang anak dengan pakde-nya.
“Karena saya jarang pulang, jadi saudara, ingin sekedar ngobrol dengar kabar berita,” kata seorang lelaki yang disebut pakde oleh anak kecil itu.
“Saya heran sekali Pakde mereka datang ngobol sama Pakde bisa sampai larut malam, padahal Pakde tidak bawa apa-apa,” kata anak itu
“Nyindir ya, jangan-jangan kamu yang ingin oleh-oleh dari saya,” kata lelaki itu.
“Tidak Pakde, ini saya bicara jujur,” kata anak itu.
“Kalau om dan tante, pulang bawa oleh-oleh banyak dan kadang bagi-bagi uang tetapi tidak ada yang ngobrol seperti dengan Pakde,” kata anak itu.
“Karena om dan tentemu kan orang sukses, jadi bisa berbagi,” kata lelaki itu.
“Iya, tetapi tidak ada saudara yang bisa dekat,” kata anak itu lagi.
Persaudaraan itu bukan soal harta benda, tetapi soal hati.
Jika hati merasa cocok dan percaya maka rasanya tinggal dekatnya terasa nyaman dan aman, bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa terasa.
Namun jika kita merasa tidak cocok dan tidak nyaman, waktu bergerak lambat, tegang dan tidak menyenangkan.
Sentuhan dua hati yang penuh iman kepercayaan akan mendatangkan mukjizat, bukan sekedar peristiwa biasa.
Pegawai istana dalam bacaan Injil percaya sepenuh hati apa yang dikatakan oleh Yesus berkaitan dengan anaknya yang sedang sakit.
Ketika pegawai istana itu, mendengar dan melaksanakan apa yang dikatakan Yesus, mukjizat pun terjadi, anaknya sembuh.
Iman pegawai istana itu telah menyembuhkan penyakit anaknya.
Apakah kita dengan penuh iman kepercayaan melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup ini?
