Home BERITA Senin, 22 Februari 2021: Domba Favorit

Senin, 22 Februari 2021: Domba Favorit

0
Ilustrasi - Makan enak bersama umat di pedalaman Nanga Mahap, Keuskupan Sanggau. (Sr. Ludovika OSA)

Senin, 22 Februari 2021

Bacaan I:1Ptr 5:1-4
Injil: Mat 16:13-19

“SOMBONG, pastor tidak mau singgah di rumah kami,” kata seorang umat.

“Maaf kami buru-buru untuk pelayanan ke tempat lain,” kataku.

“Padahal kami sudah siapkan makan,” kata umat itu.

“Sekali lagi minta maaf, apalagi saya belum buat janji dengan keluarga kalian,” kataku.

Umat sering kali tanpa memberitahu kita mengadakan persiapan, seolah-olah kita telah berjanji dengan mereka.

Jika kita tidak bisa singgah karena tuntutan jadwal yang tidak bisa ditunda lalu dengan cepat mereka mencap kita sombong.

Menuruti kemauan umat, membuat umat senang sangatlah baik dalam penggembalaan. Namun, jika karena membuat umat senang hingga tanggungjawab pewartaan –bahkan kenabian menjadi padam– sangatlah disayangkan.

Kita diutus di tengah umat bukan untuk menyenangkan hati umat tetapi membantu umat untuk semakin dekat dengan kehendak Tuhan, meski itu kadang harus berlawanan dengan kesenangan.

Santo Petrus dalam Bacaan Pertama mengingatkan kita, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan terpaksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.”

Penggembalaan sejati mestinya kita lakukan dengan hati yang lembut. Demi keselamatan kawanan yang dipercayakan kepada kita, tanpa mencari keuntungan diri sendiri.

Dalam penggembalaan hendaknya kita menjauhkan diri dari suka tidak suka. Jika kawanan domba itu memberikan banyak keuntungan baik secara materiil maupun spiritual, lalu kita menjadikan domba itu sebagai domba favorit.

Domba favorit sering kali kita datangi, kita sapa. Bahkan kita tawarkan berbagai pelayanan. Bukan semata-mata untuk dombanya melainkan untuk kepentingan diri kita.

Sedangkan untuk domba yang membuat banyak kesusahan, kesulitan, kita cenderung hindari dan abaikan mereka.

Apakah kita masih memilih domba yang menyenangkan untuk kita layani?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version