SENSARI besar tengah mengguncang Vatikan,ketika Prof Karen L. King –guru besar di Harvard Divinity School di Massachussetts, AS—pertengahan pekan lalu merilis kabar heboh. Dari sebuah manuskrip kuno abad ke-4 yang besarnya tak lebih dari sebuah kartu nama, Prof. King mengutip sebuah teks berbahasa Koptik yang biasa dipakai di Yunani abad ke-2 dengan isinya yang controversial.
Teks kuno yang tertulis rapi dalam sebuah media berbahan papyrus ini menyebut sebuah kalimat yang mengacu pada konsep baru tentang praktik hidup selibat Yesus semasa hidupnya. Dan konsep baru inilah yang membuat kehebohan besar, karena Yesus ditengarai pernah menikah dan punya istri.
Konsep baru ini muncul karena teks kuno itu berbunyi: “Yesus bersabda kepada mereka, istriku.”
Tak ayal, pernyataan Prof. King dalam sebuah konferensi di Roma ini menuai badai kontroversi. Apalagi dia menyebutkan, sekelompok orang pada jemaat Gereja Perdana juga menyakini ‘kebenaran’ itu yakni Yesus tidak selibat sebagaimana sampai sekarang diyakini oleh otoritas Gereja dan para sejarawan.
Kalau teori ini benar, sudah barang tentu ajaran iman Gereja Katolik akan diguncang prahara besar. Pertama, karena ajaran resmi Gereja sampai sekarang meyakini dengan tegas, Yesus melakukan praktik hidup selibat (tanpa menikah). Juga ditolak paham, Yesus punya hubungan ‘sangat khusus’ dengan Maria Magdalena.
Kedua, kalau teori baru hasil ‘temuan’ Prof King ini benar, maka ajaran Gereja yang mengharuskan para pastur mempraktikkan hidup suci dan sehat dengan sendirinya akan ‘gugur’. Tradisi hidup para rohaniwan, pastur, bruder yang selibat dengan tidak menikah ini boleh dibilang mengikuti ‘tradisi historik’ yang dilakukan oleh ‘Guru Agung’ mereka yakni Yesus.
Seorang romo dengan nada berkelakar berujar santai, “Waah, kalau Sang Guru ketahuan tidak menikah, lah apa jadinya kami-kami ini?”
Belum ada tanggapan resmi dari Kongregasi Ajaran Iman menyangkut inti ajaran iman Gereja Katolik ini: Yesus menikah atau tidak.
Photo credit: Ist