Sabtu, 29 Agustus 2015
PW. Wafat St. Yohanes Pembaptis
Yer 1:17-19; Mzm 71:1-4a,5-6b,15.17; Mrk 6:17-29
… orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya…
HARI ini adalah peringatan wajib wafat (kemartiran) St. Yohanes Pembaptis, saksi Kristus. Dialah saksi dan martir pertama Perjanjian Baru. Sebagaimana St. Yohanes Pembaptis, kita dipanggil menjadi saksi, dan jika perlu martir bagi Kristus.
St. Yohanes Pembaptis menderita kekerasan karena mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Ia bersikap kritis atas kesalahan Herodes yang memperistri Herodias, yang sebelumnya adalah istri saudaranya sendiri. Karena itu ia dipenjara bahkan dipenggal kepalanya karena rasa iri, dengki, benci dan dendam Herodias.
Sejak kemartiran St. Yohanes Pembaptis hingga saat ini, kerajaan Allah harus menanggung penderitaan akibat kekerasan dan penganiayaan di tangan orang-orang jahat. Ada begitu banyak darah martir umat Kristiani di sepanjang abad yang menjadi saksi realitas ini. Kesaksian mereka pada kebenaran dan kerelaan menderita membuktikan bahwa kerajaan Allah menang, bukan hancur.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita mohon kepada Yesus Kristus agar memberi kita daya Roh Kudus yang mengobarkan iman dan keberanian kita menghadapi penderitaan, penganiayaan dan kematian. Kita tahu dan percaya bahwa di dunia ini tak ada satu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah dalam Kristus.
Tuhan Yesus Kristus, kasih-Mu lebih kuat daripada ketakutan dan kematian. Kasih-Mu menaklukkan segalanya, bahkan ketakutan dan kegentaran kami pada perlawanan dan penganiayaan. Berilah kami daya dan keberanian untuk menjadi saksi Kristus dan kebenaran Injil. Semoga Roh Kudus memenuhi kami dengan keberanian, kasih dan keteguhan sehingga kami boleh menjadi saksi kasih dan pengampunan-Mu kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)