Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Siapa Bilang Menikah Itu Mudah?

Siapa Bilang Menikah Itu Mudah?

0
Ilustrasi - Menikah dalam gelap. (ist)

BEBERAPA hari terakhir ini, Injil Matius mengajak kita merefleksikan tentang relasi dengan sesama manusia; terutama mereka yang bersalah atau berdosa. Salah satu sikap yang tepat dalam menghadapinya adalah mengampuni.

Hampir semua orang tahu bahwa mengampuni itu tidak mudah. Ketika Petrus bertanya tentang berapa kali harus mengampuni, Yesus menjawab tujuh puluh kali tujuh kali (Matius 18:22). Artinya, orang mesti mengampuni tanpa henti; tanpa batas.

Tidak mengampuni itu membawa konsekuensi berat bagi diri sendiri dan relasi dengan sesama. Yang tidak mengampuni mengurung diri sendiri dalam amarah, dendam, dan perasaan negatif lainnya. Dalam relasi dengan sesama, sikap itu membuat orang menjauh satu sama lain.

Dalam konteks perkawinan, akibat terburuknya adalah perceraian. Inilah topik Injil hari ini (Matius 19:3-12). Apakah pandangan Yesus tentang perceraian? Dia mengingatkan orang bahwa Allah menghendaki persatuan; bukan perceraian.

“Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” (Matius 19:5). Tekanannya adalah kesatuan. Meninggalkan ayah dan ibu adalah tanda orang sudah dewasa. Dalam kedewasaannya pria bersatu dengan isterinya. Mereka menjadi satu daging atau menjadi utuh.

Pernikahan itu jalan menuju keutuhan; bukan perpecahan. Allah, Sang Kasih, menghendaki persatuan dan kesatuan dan membenci perceraian (Maleakhi 2:15-16). Perlu dicatat bahwa yang Allah benci adalah perceraian; bukan orang yang bercerai.

Perceraian yang sudah terjadi sejak zaman nabi Musa (Matius 19:7) menegaskan bahwa menikah itu tidak mudah. Kesatuan antara suami-isteri yang abadi itu rahmat dan sekaligus misteri. Itu bukan semata-mata usaha manusia, melainkan pemberian Tuhan.

Jadi, apa yang injil hari ini ajarkan?

  • Pertama, menikah itu rencana Allah; bukan usaha manusia belaka.
  • Kedua, menikah itu berarti mencintai dan membangun kesatuan.
  • Ketiga, pernikahan hanya mungkin bertahan bila orang sungguh mengasihi dan siap mengampuni.

Ketiganya tidak mudah. Itu hanya berhasil dijalani berkat rahmat dan bantuan ilahi.

Jumat, 16 Agustus 2024
HWDSF

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version