Home BERITA Siapakah Anak-Anak Kebijaksanaan?

Siapakah Anak-Anak Kebijaksanaan?

0
Keluarga harmoni

BANYAK orang membaca laporan hasil penelitian dari bagian kesimpulan. Di sana mereka menemukan masalah, jawaban, dan hasil penelitian itu. Membaca bagian akhir membantu orang memahami bagian-bagian sebelumya.

Membaca Injil hari ini pun bisa dimulai dari bagian terakhirnya. “Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya” (Lukas 7:35). Dalam versi bahasa Inggrisnya, ayat itu berbunyi, “Kebijaksanaan dibenarkan oleh anak-anaknya” (Lukas 7:35).

Siapakah anak-anak kebijaksanaan itu? Jawabannya bisa ditemukan dalam ayat-ayat sebelumnya, yakni mereka yang menyambut sabda Tuhan dan utusan-Nya. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak termasuk di dalamnya, karena mereka menolak Yohanes Pembaptis dan Yesus.

Mereka menolak Yohanes Pembaptis, karena menganggap dia kerasukan (Lukas 7:33). Mereka tidak menerima Yesus, karena menilai Dia sebagai seorang pelahap dan peminum (Lukas 7:34). Semua alasan itu menunjukkan hati mereka yang tertutup dan tidak mau percaya akan kehadiran Tuhan.

Sebaliknya, orang bijaksana terbuka dan dapat menyaksikan secara jelas kehadiran Tuhan dalam karya-karya-Nya. Karya itu tampak dalam diri Yohanes Pembaptis, karena tidak ada yang dilahirkan oleh perempuan lebih besar daripada Yohanes Pembaptis (Lukas 7:28). Dia itu nabi besar.

Yesus pun lahir di dunia untuk menjadi tanda bahwa Kerajaan Allah sudah hadir (Matius 4:17). Dia menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan membangkitkan orang mati (Lukas 7:22).

Yohanes Pembaptis dan Yesus disebut anak-anak kebijaksanaan yang berasal dari Tuhan. Mereka yang dapat melihat tangan Tuhan pada diri Yohanes dan Yesus juga disebut anak-anak kebijaksanaan. Sebaliknya, mereka yang menolak melihatnya tidak termasuk anak-anak kebijaksanaan.

Berbahagialah yang memiliki kebijaksanaan! “Karena siapa yang mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia. Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya sendiri; semua orang yang membenci aku, mencintai maut” (Amsal 8:35-36). Apakah kita sungguh percaya akan Yesus sehingga layak disebut anak-anak kebijaksanaan?

Rabu, 18 September 2024
HWDSF

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version