Home BERITA Sidang Tahunan KWI 2016: Pilkada Bermartabat sebagai Perwujudan Kebaikan Bersama

Sidang Tahunan KWI 2016: Pilkada Bermartabat sebagai Perwujudan Kebaikan Bersama

0
Ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo (kanan) dan Sekjen KWI Mgr. Antonius Bunjamin Subianto OSC dalam acara konferensi pers menyampaikan refleksi hasil sidang tahunan KWI, 10 November 2016. (Yohanes Indra/Dokpen KWI)

BERIKUT ini kami sampaikan materi  konferensi pers berisi refleksi hasil Sidang Tahunan KWI 2016 yang disampaikan ketua KWI Mgr. Ignatius Suharyo bersama Sekjen KWI Mgr. Antonius Bunjamin Subianto OSC dan Sekretaris  Eksekutif Komisi Kerawam KWI RD Guido Suprapto di Kantor KWI, Kamis 10 November 2016 siang ini

—-

SERUAN PASTORAL KWI MENYAMBUT PILKADA SERENTAK 2017

PILKADA YANG BERMARTABAT

SEBAGAI PERWUJUDAN KEBAIKAN BERSAMA

Saudara-saudari yang terkasih.

BANGSA kita akan menyelenggarakan Pilkada serentak untuk kedua kalinya. Jumlah daerah yang akan melaksanakan Pilkada adalah 7 (tujuh) provinsi, 18 (delapan belas) kota, dan 76 (tujuh puluh enam) kabupaten yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tahapan penting yang harus kita ketahui adalah masa kampanye tanggal 26 Oktober – 11 Februari 2017, masa tenang tanggal 12-14 Februari. Waktu pemungutan dan penghitungan suara dilaksanakan tanggal 15 Februari. Masa rekapitulasi suara adalah tanggal 16-27 Februari dan saat penetapan calon terpilih tanpa sengketa adalah 8-10 Maret.

Melalui Pilkada, kita memilih pemimpin daerah yang akan menduduki jabatan hingga lima tahun ke depan. Marilah kita  jadikan  Pilkada sebagai sarana dan kesempatan untuk memperkokoh bangunan demokrasi dan upaya nyata mewujudkan kebaikan bersama.

Sikap ini dianjurkan oleh ajaran Gereja: “Hendaknya semua warga negara menyadari hak maupun kewajibannya untuk secara bebas menggunakan hak suara mereka guna meningkatkan kesejahteraan umum” (Gaudium et Spes 75).

Oleh karena itu, kita harus berpartisipasi dalam Pilkada dengan penuh tanggungjawab  berpegang pada nilai-nilai kristiani dan suara hati.

Saudara-saudari yang terkasih, Selain berharap, kita juga terpanggil untuk ikut bertanggungjawab agar Pilkada berjalan dengan bermartabat dan berkualitas.

Sebagai bentuk dukungan dan partisipasi yang optimal terhadap Pilkada, kita  perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Ikutlah mengawal proses Pilkada.

Bersama warga masyarakat, kita mengawal Pilkada agar berjalan dengan damai dan sesuai dengan amanat undang-undang. Hal penting dalam proses Pilkada yang perlu dikawal adalah tersedianya fasilitas yang memadai bagi berlangsungnya hubungan pengenalan secara timbal balik antara calon dengan pemilih dan kepastian bagi setiap warga negara untuk menggunakan hak memilih secara luber (langsung, umum, bebas, rahasia) dan jurdil (jujur, adil).

Proses Pilkada yang damai menjadi syarat penting yang harus dikawal semua pihak. Jangan sampai terjadi kekerasan dalam bentuk apa pun, baik secara terbuka maupun terselubung. Apabila kekerasan terjadi, damai dan rasa aman tidak akan mudah dipulihkan.

Kita perlu waspada terhadap berbagai upaya untuk memecah belah dalam proses Pilkada. Kedamaian dan persatuan tidak boleh dikorbankan demi target politik tertentu dalam Pilkada.

Mengantisipasi munculnya masalah dan ancaman.

Hal-hal yang berpontensi menimbulkan masalah dan harus diantisipasi adalah:

  • Pertama, siasat politik yang tidak sehat atau menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan.
  • Kedua, kemampuan dan integritas penyelenggara Pilkada (KPU dan BAWASLU).

Proses pemilu terdahulu memberi bukti ada penyelenggara pemilu yang tersangkut masalah dan membuat masalah karena tidak netral bahkan ikut memanipulasi suara.  Pelanggaran yang berpotensi menimbulkan masalah harus diantisipasi bersama dan harus ada penegakan hukum yang adil dan efektif untuk memberi jaminan terselenggaranya Pilkada yang berkualitas dan bermartabat.Apabila Pilkada telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan undang-undang,  hendaknya kita rela menerima hasilnya dan siap memberikan dukungan untuk menjadi pemimpin bagi seluruh warga masyarakat. Segala perbedaan pendapat dan pilihan politik, hendaknya berhenti saat kepala daerah hasil Pilkada dilantik.

Pilihlah dengan cerdas dan bertanggungjawab.

Gereja harus mendorong umat untuk menggunakan hak dengan berpartisipasi dalam Pilkada dan memastikan tidak membawa lembaga Gereja masuk ke dalam politik praktis. Setiap warga negara yang telah memiliki hak suara   harus ikut terlibat menentukan dan memilih siapa yang akan menjadi pemimpin daerah melalui mekanisme yang telah ditentukan oleh peraturan dan undang-undang yang berlaku. Ikut memilih dalam Pilkada merupakan hak dan  panggilan sebagai warga negara.

Dengan ikut memilih berarti kita ambil bagian dalam  menentukan arah perjalanan dan kelangsungan kehidupan daerahnya. Oleh karena itu, penting disadari bahwa pemilih tidak saja memberikan suara, melainkan menentukan pilihan dengan cerdas, bertanggungjawab, dan sesuai dengan suara hati. Kita yang punya hak suara janganlah Golput.

Pahamilah kriteria pilihan dan kiat dalam memilih dengan tepat.

Para calon pemimpin daerah yang akan kita pilih harus dipastikan orang bijak, yang menghayati nilai-nilai agamanya dengan baik dan benar,  peduli terhadap sesama, berpihak kepada rakyat kecil, cinta damai dan  anti kekerasan serta peduli pada pelestarian lingkungan hidup. Calon pemimpin daerah yang jelas-jelas berwawasan sempit, cenderung mementingkan kelompok, terindikasi bermental  koruptif  dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kedudukan,  jangan dipilih.

Hati-hatilah supaya kita tidak terjebak dan ikut dalam politik uang yang dilakukan calon untuk mendapatkan dukungan suara. Penting untuk kita ingat bahwa politik uang bertentangan dengan  ajaran Kristiani dan merusak asas-asas demokrasi.

 Berdoalah untuk pelaksanaan Pilkada

Marilah kita mengiringi proses pelaksanaan Pilkada dengan doa. Kita memohon berkat Tuhan agar Pilkada berlangsung dengan damai dan menghasilkan pemimpin daerah yang berintegritas serta mau berjuang keras memperhatikan rakyat demi terwujudnya kesejahteraan umum.

Jakarta, November 2016

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA    

Mgr. Ignatius Suharyo  (Ketua)  — Mgr. Antonius S. Bunjamin OSC  (Sekjen)

Ref:  Seruan Pastoral KWI Menyambut Pilkada Serentak 2017: Pilkada yang Bermartabat Sebagai Perwujudan Kebaikan Bersama

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version