Kej 49 : 2, 8-10 dan Mat 1 : 1 – 17
Penginjil Matius mengawali warta Injilnya dengan silsilah Yesus Kristus.
Silsilah ini membuktikan bahwa orang lahir di dunia ini dalam urutan leluhur nenek moyang orangtua tertentu, dan mempunyai hubungan darah-daging erat dan nyata dengan semua pendahulunya.
Silsilah Yesus Kristus menunjukkan hubungan Kristus dengan leluhurnya Abraham, Ishak, Yakub dan semua keturunannya. Bacaan pertama melukiskan tentang berkat Yakub bagi Yehuda. Yesus adalah putera Abraham, bangsa terpilih, tapi juga adalah turunan Adam.
Yesus lahir sebagai keturunan Abraham, tapi juga lahir sebagai Adam kedua, Adam baru, yang menggantikan Adam pertama yang gagal mengepalai umat manusia menuju keselamatan.
Dengan datangnya Adam baru, sejarah keselamatan dimulai kembali di antara keturunan Adam dengan ikut serta dalam salib, wafat, pemakaman dan kebangkitan-Nya.
Tuhan dulu mengunjungi manusia melalui malaikat, seperti kepada Abraham dan Yakub, Dia melalui para nabi. Tetapi dengan Yesus, Allah menjelma menjadi manusia.
Dalam silsilah Yesus, ada unsur bangsa lain, seperti Tamar (menantu Yehuda); Rahab (wanita bukan Yahudi dari Yerikho); Rut (Moab), dan Betseba (bekas istri Uria). Yesus membawa dalam diri-Nya darah manusia campuran yang tidak lagi murni, walaupun pada akhirnya, Dia lahir dari Santa Perawan Maria yang tak bernoda. Hubungan kita dengan Yesus dalam silsilah-Nya, tidak pada hubungan darah-daging.
Yesus memberikan kemungkinan lain, yang membuat kita terhubung dengan Dia, yaitu darah- dagung-Nya dalam Ekaristi.
Dengan menerima Ekaristi, kita menjadi sedarah dan sedaging dengan Yesus. Rahmat Salib, wafat dan kebangkitan-Nya dibagikan kepada kita lewat Ekaristi untuk sebuah kelahiran baru dan kehidupan sebagai putera-puteri Bapa, dalam Sang Putera menuju ke rumah Bapa.
Mari kita hayati kesatuan kita dengan Yesus, yang kita terima dalam dan melalui Ekaristi.
