Home BERITA Siswa SD Kanisius Kenalan, Boleh Jajan Hanya Sekali Seminggu

Siswa SD Kanisius Kenalan, Boleh Jajan Hanya Sekali Seminggu

0
Ilustrasi: Beberapa siswa SD Kanisius Kenalan makan bersama saat jam istirahat. (Sesawi.Net/Onesimus Maryono)

SATU hal yang cukup membanggakan dari sekolah dasar yang letaknya terpencil di Pegunungan Menoreh ini adalah karena siswanya tidak boleh jajan setiap hari. Hanya sekali seminggu mereka boleh jajan, yakni di hari Kamis.

Semua berawal ketika guru dan murid merasa kewalahan mengatasi sampah plastik dan bungkus makanan yang dianggap tidak membuat lingkungan mereka bersih tapi malah menambah persoalan. Kebetulan waktu itu masa puasa prapaskah 2011, anak-anak SD Kanisius Kenalan ingin melakukan aksi pantang jajan bersama satu sekolah. Dalam sebuah forum mereka menyepakati rencana ini. Jadilah aksi pantang jajan selama 40 hari.

Baca juga : Ziarah ke Makam, Cara SD Kanisius Kenalan Belajar Sejarah

Rupanya aksi ini berhasil, sekolah bersih, anak-anak bisa hemat dan sehat, guru senang karena program ini bisa menjadi alat pendidikan buat siswa. “Setelah paskah. Aksi itu dilanjutkan. Kesepakatan ditambah. Uang saku maksimal 2.000 rupiah. 2 tahun kemudian, karena ada kenaikan BBM, jumlah nominal disepakati naik 500. Jadi 2.500 rupiah,”ujar Yosef Onesimus Maryono, Kepala Sekolah SD Kanisius Kenalan saat bertemu Sesawi.Net, pertengahan November tahun ini.

“Kesepakatan untuk mencapai angka 2.500 ini cukup alot karena ada yang usul 3.000 hingga 5.000. Akhirnya dapat disepakati 2.500,”ujar Simus, begitu pria yang sudah berambut putih ini disapa.

Menurut Simus, sebagian besar orang tua menanggapi dengan baik dan mendukung kegiatan ini. Tidak ada yang protes. Anak-anak juga mengikuti kesepakatan.”Bahkan mereka berani mengusir pedagang yang datang selain Hari Kamis. Pedagang yang belum mengerti disarankan oleh anak-anak untuk datang pada hari Kamis,”ujar Simus.

Asyiknya lagi, beberapa anak memanfaatkan Hari Kamis untuk menjual makanan buatan mereka sendiri atau orang tua di rumah. “Menteri Keuangan akan menarik retribusi 500 rupiah dari anak-anak yang berjualan ini. Pedagang bisa memberi 1.000 bahkan 2.000. Semua langsung dicatat di buku keuangan RAK (Republik Anak Kenalan),”ujar Simus.

Karena harus bawa bekal makan, anak-anak akhirnya membentuk kebiasaan makan bersama. Jam 09.00 saat istirahat pertama, mereka akan makan bekal untuk sarapan. Setiap kelas mengawali istirahat ini dengan doa makan bersama. “Pada istirahat kedua, jam 11.10, mereka yang bekalnya masih boleh menghabiskannya,”ujar Simus.

Umumnya anak-anak ini makan bersama di ruang kelas. Namun beberapa anak suka makan di luar kelas, sesuka mereka, asal sopan, kata Guru Simus. Dan bekal selalu diimbau makanan yang sehat serta bersayur. “Untuk anak kelas 1, setelah makan dibiasakan sikat gigi bersama,”tegas Simus.

Lewat kegiatan ini anak juga dididik untuk menghargai makanan. “Maka kami selalu mengingatkan mereka agar makan tidak tercecer dan harus menghabiskan makanan,”ujar Simus.

Juga belajar berbagi. “Mereka sering berbagi bekal. Saling memberi lauk atau sayur yang mereka bawa. Bahkan memberi sebagian lauk ke teman yang tidak membawanya,”ujar Simus. Anak juga diajak kreatif, lebih produktif untuk menghargai dan mengolah makanan lokal serta saling membantu antarteman.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version