Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Situasi Sulit Santo Yusuf dan Bunda Maria

Situasi Sulit Santo Yusuf dan Bunda Maria

0
Situasi sulit yang dihadapi St. Yusuf dan Bunda Maria
  • Bacaan 1: Yer. 23:5-8
  • Injil: Mat. 1:18-24

Apa reaksimu saat tunanganmu tiba-tiba mengatakan bahwa ia sedang hamil? Padahal kalian belum pernah tidur bersama. Situasi inilah yang (mungkin) dialami Santo Yusuf, galau mengetahui Maria tunangannya telah mengandung.

Situasi sulit Santo Yusuf dan Bunda Maria ini, mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kita.

Dalam tradisi Yahudi, hubungan seks di masa pertunangan (diluar pernikahan) dianggap sebagai perzinahan. Hukumannya sangat berat, keduanya bisa dihukum rajam hingga mati (Im 20:10, Ul 22:22-24 dan Yoh 8:5).

Sebagai seorang yang tulus hati, Santo Yusuf pernah berpikir untuk menceraikan Maria namun secara diam-diam (agar tidak mempermalukan Maria, meski tidak menyelesaikan masalah). Dalam situasi demikian, Santo Yusuf mendapat peneguhan malaikat Tuhan:

“Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Sebagai seorang tulus hati, ketaatan Santo Yusuf pada firman-Nya telah mengalahkan perasaan curiganya pada Maria. Ia mengambil Maria sebagai isterinya. Santo Yusuf mau terlibat bagi datangnya Sang Imanuel, sang Juru Selamat bagi umat manusia.

Tentang kehadiran Sang Juru Selamat ini, nabi Yeremia pernah bernubuat:

“Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa

  • Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud.
  • Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan
  • akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.
  • Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan
  • Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN keadilan kita.

Hingga hari ini Suku Yehuda memang tidak pernah kembali utuh ke Israel seperti sedia kala, sejak mengalami pembuangan ke Babel. Penggenapan nats ini justru melebihi dari sekedar kembalinya atau pembebasan suku Yehuda. Sebab Tuhan berjanji akan mengumpulkan umat-Nya tidak lagi hanya suku Yehuda. Namun seluruh bangsa (universal) akan Ia kumpulkan menjadi satu dengan-Nya lagi (Luk  13:29).

Pesan hari ini

Santo Yusuf dan Bunda Maria pernah mengalami masa sulit sebelum pernikahannya. Namun Tuhan meneguhkan serta memberi kekuatan untuk menerima ajakan-Nya terlibat bagi hadirnya Sang Juru Selamat manusia.

Sebab Dia-lah Sang Imanuel, Allah berserta kita.

“Harapan adalah mimpi yang terjaga.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version