Puncta 09.04.22
Sabtu Prapaskah V
Yohanes 11: 45-56
KEPULANGAN Don Chrisostomo Ibarra ke Filipina membuat cemas para penguasa gereja dan penjajah. Pater Damasio, pimpinan agama Katolik merasa kawatir dan berusaha keras menjebloskan Ibarra karena mengancam dominasi kekuasaan Gereja.
Begitu besar kuasa gereja sampai pemerintah, walikota, polisi dan sekolah tunduk kepadanya. Ibarra sangat prihatin melihat rakyat dijajah oleh Gereja dan negara.
Jalan yang dipilih Ibarra adalah mendidik anak-anak agar terbuka wawasannya. Ia ingin mendirikan sekolah setelah tahu kondisi sekolah yang dikuasai Pater Damasio.
Ia mendengar penjelasan seorang guru sekolah yang menceritakan bahwa anak-anak hanya mendapat pendidikan agama yang tidak banyak berguna – menghafalkan doa-doa dan ayat-ayat Kitab Suci dalam bahasa Latin yang tidak mereka mengerti, dilarang mempelajari bahasa Spanyol atau pelajaran lainnya.
Semua dikontrol oleh Gereja. Rakyat dibodohi dan ditakut-takuti. Siapa yang menentang atau melawan agama akan masuk neraka.
Perjuangan Ibarra jelas melawan kuasa gereja dan pemerintah. Hal ini menimbulkan ketakutan berlebihan dalam diri Pater Damasio.
Maka dia berusaha menyingkirkan Ibarra. Ia menyebarkan berita bahwa Ibarra memimpin pemberontakan melawan penjajah. Ibarra dikejar dan diburu untuk dibunuh.
Cerita tadi adalah sebagian dari novel Noli Me Tangere.
Kehadiran Yesus juga membawa kecemasan bagi pemimpin agama Bangsa Yahudi. Mereka takut rakyat akan percaya dan mengikuti Yesus.
Mereka mengadakan sidang Mahkamah Agama. Mereka mengungkapkan kekawatirannya bahwa Yesus akan menarik semua orang mengikuti-Nya.
Kayafas, seorang Imam Besar memainkan politik kambing hitam.
“Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa.”
Sejak saat itu mereka berusaha untuk membunuh Yesus.
Ketakutan membuat seseorang menjadi agresif. Itu yang dialami anggota Mahkamah Agama dan kaum Farisi.
Pernahkah anda mengalami ketakutan? Rasa takut itu makin lama makin bertambah. Rasanya seperti ada yang mau membuntuti, mencelakai, mengancam keselamatan kita.
Inilah gejala gangguan Skizofrenia Paranoid.
Para anggota Mahkamah Agama itu menganggap kehadiran Yesus mengancam dan mengganggu kenyamanan mereka.
Mereka menganggap keselamatan seluruh bangsa terusik. Maka Yesus harus dikurbankan.
Apakah kita suka mencari kambing hitam dalam menyelesaikan suatu masalah yang mengancam hidup kita? Suka menyalahkan dan mengorbankan orang lain demi amannya sendiri?
Pergi ke Pasar Klewer membeli kain,
Untuk Paskahan kita bikin seragam.
Mari kita lihat kebaikan orang lain,
Jangan suka mencari kambing hitam.
Cawas, positive thinking saja….