Home BERITA SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Menerima 35 Siswi Baru

SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Menerima 35 Siswi Baru

0

Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat menerima 35 siswi baru pada tahun pelajaran 2017/2018. Ke-35 siswi ini menjadi angkatan kedua sejak berdirinya SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo. Mereka adalah para siswi yang dinyatakan telah lulus dalam testing masuk SMAK Seminari pada 6-8 Februari 2017. Dari semua peserta yang mendaftar untuk mengikuti testing, terdapat 60 orang yang dinyatakan lolos, setelah mengikuti tes wawancara. Dari jumlah ini, 35 orang di antaranya datang dan menjadi siswi SMAK. Satu angkatan sebelumnya berjumlah 18 orang sehingga total siswi secara keseluruhan berjumlah 53 orang.

Proses pendidikan para siswi SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II ini mengikuti formasi pendidikan Seminari dan ketentuan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia, misalnya setiap pagi mereka harus mengikuti Misa pagi, Doa Pagi sebelum memulai pelajaran di Kapela Seminari, ibadat siang, Salve, Adorasi dan Vesper. Selain itu, jam belajar pertama pada pukul 15.00-16.00, para siswi mengikuti belajar bersama siswa seminari. Sedangkan pada jam belajar kedua dan ketiga (pukul 18.00-19.00, 20.00-21.00) mereka belajar di Asrama Puteri milik seminari dan milik susteran SMdc. Penyelenggaraan pendidikan ini dilakukan agar para siswa seminari dan para siswi SMAK memiliki kualitas diri yang seimbang entah secara intelektual, spiritual, maupun emosional. Hal ini diungkapkan oleh Praeses Seminari St. Yohanes Paulus II, RD. Lourens Sopang. “Kita tetap menjaga karakter dasar pendidikan seminari yakni mengembangkan aspek intelektual, spiritual, dan emosional,” kata RD. Lorens.

Sementara Kepala SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, RD. Didimus A. Mbembo mengungkapkan bahwa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II harus menjadi tempat pembinaan para calon imam dan awam yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi ini. “Kita sedang menghadapi kenyataan global yang menuntut kesiapan matang dari semua orang, karena itu kita harus mendampingi Siswa/i SMAK Seminari menjadi generasi unggul gereja dan negara di masa depan,” ungkat RD Didi. Untuk mewujudkan cita-cita ini maka para siswa/i SMAK dituntut untuk bisa mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan berbahasa Inggris yang mumpuni. Karena itu, SMAK Seminari mewajibkan setiap siswa/i untuk berbicara bahasa Inggris sepanjang hari pada hari Selasa dan Jumat dalam pekan. “Kita bangun keterampilan berbahasa anak-anak dengan menuntut mereka untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris pada hari selasa dan jumat,” tambah RD. Didi. Aturan ini juga berlaku bagi semua guru dan para pendamping. Mereka harus berbahasa Inggris dalam berkomunikasi dengan anak-anak dan antarsesama para guru.

Selain itu, pada kedua hari tersebut, terdapat satu kelompok yang membawakan berita atau gagasan dalam bahasa Inggris di hadapan seluruh siswa/i SMAK Seminari. Kegiatan ini dinamakan News Stage (Panggung berita). “Kita pacu anak-anak agar hasil telusuran mereka di perpustakaan atau dalam bacaan-bacaan pribadi bisa dishare kepada sesamanya pada pagi hari,” kata RD. Didi. Gagasan yang disampaikan itu kemudian ditanggapi oleh audiens lalu diarahkan oleh moderatornya, yakni Frater atau Kepsek. Singkatnya, mereka harus dibiasakan untuk mendengarkan berita dalam bahasa Inggris dan menanggapinya.

Selain pengembangan intelektual dan spiritual, di SMAK Seminari juga disediakan wadah untuk pengembangan minat dan bakat. “Kita punya beberapa kelompok minat seperti News, AMPAS (Anak Muda Pencinta Sastra), Pencinta Alam, Seminaris Menulis dan Centro John Paul. Kelompok-kelompok minat ini diberdayakan untuk membangun kecerdasan emosional mereka,” kata Frater Aris Haseng. Frater yang sedang menjalankan Tahun Orientasi Pastoral Tahun Ke-2 ini mengakui bahwa pelaksanaan kelompok minat ini dilakukan bersama para formator lainnya. “Prinsipnya, semua program yang kita tetapkan dijalankan di bawah kontrol para formatores”, kata Fr. Aris.

SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II ini didirikan atas Keputusan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia No. 239 tahun 2016 tentang Pemberian Izin Operasional sekolah menengah Agama Katolik dan Surat Keputusan Yayasan Sekolah Umat Katolik Manggarai (YASUKMA) Keuskupan Ruteng, No. 086/XXV.2.1.1.3/III/2016. Dengan ijin opreasional ini maka SMAK Seminari ini sudah menyelenggarakan pendidikan formal sejak tahun 2016/2017. Sedangkan untuk Seminari Menengah St. Yohanes Paulus II pada tahun 2017 sudah mencapai usianya yang ke-30.

Penulis : Fr. Aldo Foya

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version