PERAYAAN Ekaristi Minggu VII Tahun C di hari Minggu, 23 Februari 2025, pukul 08.00 di Gereja Santo Paulus Kleco Solo berlangsung dengan nuansa berbeda. Perayaan Ekaristi ini dipimpin oleh Romo Yoseph Aris Triyanto MSF; diiringi alunan gamelan kelompok Paduan Suara SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Solo.
Anak-anak muda tingkat SMP ini turut ambil bagian dalam perayaan ini. Dengan mempersembahkan lagu-lagu misa; termasuk lagu pembuka, mazmur, Alleluya, persembahan, komuni, dan penutup. Semuanya diiringi musik gamelan.
Lagu-lagu ordinarium yang merupakan bagian tetap dalam Perayaan Ekaristi seperti Tuhan Kasihanilah Kami, Kemuliaan, Kudus, dan Anak Domba Allah juga dikumandangkan. Namun kali ini tampil dalam irama pentatonis khas gamelan; dengan lirik dalam bahasa Indonesia.

Lagu pembuka Sewaka Bakti dari Madah Bakti nomor 165 dibawakan dalam gaya Jawa. Sampai terdengar merdu dinyanyikan oleh umat bersama dengan koor siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Solo. Mampu berpadu harmonis dengan iringan gamelan.
Merawat tradisi dan budaya
Sebelum berkat penutup, Romo Aris Triyanto MSF mengajak umat untuk membiasakan diri mengikuti misa dengan berbagai nuansa; termasuk dengan iringan gamelan. Ia menekankan, hal ini merupakan bagian dari upaya mencintai budaya dan memperkaya pengalaman rohani umat.
Meskipun durasi misa sedikit lebih panjang, Romo Aris mendorong umat untuk tetap mengikuti dengan khidmat. Ia menegaskan bahwa lagu-lagu misa dalam bahasa Indonesia dapat berpadu indah dengan iringan gamelan. Juga menghadirkan “rasa yang berbeda” dalam ibadat. “Misa dengan gamelan tidak selalu harus menggunakan bahasa Jawa,” ungkapnya.
Lagu penutup “Kupandang Sepuas Hati“
Sebagai penutup misa, lagu Kupandang Sepuas Hati dari Madah Bakti nomor 759 dibawakan dengan iringan gamelan yang rancak, menciptakan suasana yang syahdu sekaligus penuh semangat.
Berikut ini liriknya:
Di atas awan yang putih berhambur burung yang indah. Sayapnya laksana kuas. Melukiskan Sang Pencipta burung di langit. Mari ke mari, kupandang sepuas hati
Di luas padang sunyi berkawan. Kijang menanti induknya. Gagah berdiri menghormati Sang Pencipta. Kijang di padang Mari ke mari, kupandang sepuas hati
Di kolam kaca bening tersembul ikan yang manis siripnya. Bagai selendang menarikan Sang Pencipta. Ikan di kolam Marilah mari ke mari kupandang sepuas hati.
Dengan nuansa budaya yang kental dan semangat kebersamaan, misa ini menjadi pengalaman spiritual yang memperdalam iman sekaligus melestarikan kearifan lokal melalui gamelan.