“NARKOBA NO, Prestasi YES” demikian yel-yel yang diteriakkan oleh sekitar 30 anak penghuni SOS Kinderdorf (SOS Children’s Village) di Jl. Teropong Bintang Lembang – Bandung. Anak-anak yang rata-rata duduk di kelas SMP dan SMA ini mendapatkan pengetahuan tentang bahaya NAPZA/Narkoba.
Materi tentang NAPZA ini disampaikan oleh Tim Yayasan Sekar Mawar Keuskupan Bandung, sebuah lembaga sosial yang bergerak dalam penanggulangan masalah NAPZA melalui program Rehabilitasi, Pencegahan, dan Pendampingan Keluarga.
Anak-anak yang tinggal di SOS Kinderdorf adalah mereka yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orangtua. Di situ mereka mendapatkan kebutuhan utama mereka yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang. Pengetahuan tentang NAPZA/narkoba rata-rata mereka dapatkan di sekolah.
Ketika ditanya, ada beberapa anak yang pernah melihat dan bahkan ada yang pernah mencoba memakai narkoba sejenis ganja. Wilayah Lembang sendiri bukanlah suatu tempat yang steril terhadap narkoba, pendamping di SOS Kinderdorf menceritakan bahwa belum lama ini ada kasus bunuh diri dan diduga adalah seorang pemakai narkoba yang menderita HIV/AIDS. Di kalangan remaja banyak dijumpai anak yang meminum alkohol,mengisap ganja, ngelem (mengisap lem merk tertentu), atau menyalahgunakan obat-obatan. Melihat kondisi tersebut maka para remaja di SOS Kinderdorf perlu mendapatkan tambahan pengetahuan tentang narkoba.
Usia rentan narkoba
Remaja merupakan usia yang sangat rentan terhadap bahaya narkoba. Fakta menunjukkan bahwa banyak korban telah mulai mengenal dan memakai narkoba sejak usia SMP atau SMA. Rasa ingin tahu yang tinggi, perasaan yang mudah galau, cenderung melawan otoritas, dan tekanan kelompok sebaya, merupakan ciri perkembangan remaja yang rentan terhadap narkoba. Oleh karena itu remaja perlu dibekali dengan pengetahuan tentang bahaya narkoba agar mereka tidak terjerumus didalamnya.
Team dari Yayasan Sekar Mawar pada kesempatan tersebut memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis NAPZA dan dampaknya, pemahaman tentang adiksi/kecanduan, dan pemulihan dari kecanduan. Seorang mantan pemakai narkoba memberikan testimoni bagaimana dia mengalami kecanduan dan betapa sulitnya untuk bangkit dan menjalani hidup normal kembali. Narkoba juga bisa merusak sebuah generasi di masyarakat, dia menceritakan bahwa ada sebuah kampung di Bali yang hilang generasi mudanya karena dirusak oleh narkoba.
“Apa yang harus dilakukan jika menemukan teman yang memakai narkoba?,” demikian salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang murid SMA yang tinggal di SOS Kinderdorf.
Jangan dikucilkan
Jika kita bertemu dengan pecandu narkoba maka teman di sekitarnya harus memiliki kepedulian, jangan dikucilkan. Sebagai teman, kita bisa mendekati dan memberikan nasehat. Jika tidak berubah, maka kita bisa laporkan kepada guru BP atau Kepala Sekolah. Pecandu narkoba biasanya memang sulit untuk dinasehati, jika tidak berhenti sebaiknya teman atau guru segera menemui keluarganya untuk memberitahukan bahwa anak tersebut membutuhkan pertolongan atau rehabilitasi.
Lingkungan yang positif di Panti Rehabilitasi dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu perubahan.
NAPZA/Narkoba memiliki daya rusak yang luar biasa baik bagi individu, keluarga, ataupun masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu program-program pencegahan perlu dilakukan terus-menerus agar generasi muda kita terhindar dari bahaya Narkoba.
Anastasia C.
Yayasan Sekar Mawar – Keuskupan Bandung