ISTILAHNYA populernya yakni strategi jemput bola. Begitu ada sinyal terang, langsung ambil. Ndak usah banyak ba-bi-bu. Pokoknya ambil dulu, urusan berikutnya belakangan.
Barangkali, istilah “jemput bola” itu cocok dengan kisah hidup panggilan Sr. Agnes Rusmiyati HK yang di akhir Januari 2023 sudah genap merangkai usia 83 tahun.
“Saya ingin masuk ke Kongregasi Suster-suster Belas Kasih dari Hati Yesus Mahakudus atau Hati Kudus (HK) hanya karena di sana sudah ada saudara sepupu saya.
Namanya Sr. Hermina HK,” ujar Sr. Agnes Rusmiyati asal Paroki Bintaran, Kota Yogyakarta, menjawab Titch TV di Panti Wreda Griya Nugraha (PGWN) Lampung, pertengahan Maret 2023.
Jemput bola ke Bintaran Yogyakarta
Yang lebih menarik, ungkap Sr. Agnes HK kemudian, ternyata Kongregasi Suster HK yang berpusat di Lampung itu menerapkan strategi cepat “jemput bola”.
“Saya mengajukan lamaran bergabung masuk Kongregasi HK melalui surat. Eh, sebulan kemudian, tanpa banyak ba-bi-bu lagi, tiga orang suster HK dari Lampung datang mengunjungi rumah kami di Yogya,” jelas Sr. Agnes HK.
Mereka tiba di rumah keluarga sore hari. Saat Sr. Agnes HK yang waktu itu masih remaja sedang menyapu halaman rumah. “Bapak-ibu ada di rumah bagian belakang,” terangnya.
Yang lebih mengherankan lagi, yang datang mengunjungi keluarganya ada tiga orang suster HK.
“Masing-masing bernama Sr. Hubertina HK, Sr. Vincentia HK, dan saudara sepupu kami Sr. Hermina HK,” kata Sr. Agnes berbinar-binar.
Singkat cerita, ketiga suster HK adalah utusan dari Biara Induk Kongregasi Hati Kudus di Lampung. Mereka ingin mengajak Agnes remaja cepat-cepat masuk tarekat suster dengan dasar spiritualitas hati Yesus yang berbelas kasih ini.
Diparengke oleh kedua orangtua
Gayung pun bersambut. Kedua orangtuanya sangat merestui keinginan anak perempuan kedua dalam keluarga ini.
“Pak, apakah saya diparengke (diizinkan) boleh masuk biara?” begitu tanya Sr. Agnes kepada bapaknya, seorang guru pegawai negeri dan bendara PKPN (Pusat Koperasi Pegawai Negeri) Yogyakarta.
Jawaban kedua orangtuanya membuat Agnes berbinar. “Ya kowe diparengke karo wong tuwamu (Kami boleh masuk atas izin dan restu ortu),” begitu Sr. Agnes menirukan omongan kedua orangtuanya.
Dilanda keraguan
Tahun 1959, Sr. Agnes HK resmi masuk biara. Bersama tujuh teman kolega Postulan. Saat Novisiat, jumlahnya berkurang jadi lima Novis.
“Saya mengucapkan profesi kekal sebagai Suster HK tanggal 21 Desember 1971. Sedikit terlambat dibandingkan kolega teman suster HK lainya. Saya saat itu dilanda kebimbangan besar. Khawatir soal kondisi keluarga. Bapak sudah 12 tahun menduda. Masih ada dua adik kecil di SMP butuh biaya sekolah,” kenangnya.
Saat dilanda kegalauan dan kebimbanan itulah, ia lalu diyakinkan oleh suara hatinya sendiri.
“Pasti Tuhan Yang Maharahim akan beri solusi baik kepada keluarganya,” ujar Sr. Agnes HK yang di bulan Mei 2022 telah merayakan pesta hidup membiara 60 tahun. (Berlanjut)