Home BERITA Sr. M Corona SFS Empati dan Belarasa Kuat dengan Mereka yang Sakit...

Sr. M Corona SFS Empati dan Belarasa Kuat dengan Mereka yang Sakit (1)

0
RIP: Sr. M Corona SFS yang punya empati dan belarasa kuat dengan mereka yang sakit. (Titch TV/Mathias Hariyadi)

PENGALAMAN merawat bapaknya yang sakit ternyata sangat “membentuk” karakter Sr. M. Corona SFS.

Saat masih muda belia dan sebagai anak perempuan nomor enam dalam keluarga, ia sering dipanggil ayahnya untuk mengerik, mijeti.

“Saya memang ‘anak’ kesayangan bapak,” ungkap Sr. Corona SFS asal Paroki Baturetno, Jateng.

Pengalaman berempati dan punya belarasa yang sangat kuat dengan ayahnya yang sakit itulah yang kini membuat dia merasa bahagia mengampu tugas karya bidang kesehatan.

“Saya ini sekolah perawat dan bidan,” ungkap Sr. Corona SFS yang tahun 2022 merayakan pesta hidup membiara selama 44 tahun.

Atlit kampung berkunjung ke Sragen

Semasa remaja, Sr. Corona SFS boleh dibilang olahragawati. Istilah kerennya adalah seorang “atlit” kampung Baturetno. Sering ikut jadi anggota kontingen olahraga mewakili Baturetno.

Saat ikut jadi anggota kontingen olahraga Baturetno ke Sragen itulah, “mata hatinya” melirik ke Susteran SFS Sragen.

Sebenarnya hanya ingin numpang mandi saja, namun berkat keramahan para suster SFS di situ, hatinya mulai terpikat ingin masuk biara.

Waktu itu di Susteran SFS Sragen ada Sr. Frumentia SFS yang menerima dia bersama tiga kolega atlit kampung Baturetno yang datang mampir bersilahturahmi.

Oleh Sr. Bernarda SFS, ia dimotivasi agar mau masuk biara.

Sr. Corona SFS bersedia mengiyakannya. Apalagi saudara dekat keluarga sudah ada yang masuk SFS dan OSU.

Akhirnya oleh Sr. Imelda SFS, ia diantar ke Sukabumi naik bus bumel.

Menjadi Aspiran dan Postulan di Sukabumi

Di tahun 1974 dan beberapa bulan ia berstatus Aspiran. Tanggal 30 Mei 1975, ia resmi menyandang status Postulan.

“Akhirnya tanggal 16 April 1978, saya boleh mengucapkan profesi pertama sebagai Suster SFS,” ungkap Sr. Corona SFS yang mengaku bahagia berkarya di layanan kesehatan.

Di Kongregasi, ia juga hepi mengampu tugas merawat kolega para suster SFS yang kini menderita sakit.

“Pengalaman pernah ngopeni bapak yang sakit jantung saat masih muda belia itulah yang akhirnya membentuk saya bisa menjadi seperti sekarang ini,” paparnya.

Baca juga: Sr. M. Yosepha SFS Alami Kelumpuhan, Nazarnya Kalau Sembuh Masuk Biara

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version