BENCANA kadang kala juga bisa mendatangkan berkah.
Sebanyak dua kali pesawat Wings Air tipe ATR 72-600 yang terbang dari Bandara El Tari Kupang menuju Bandara Wunopito di Lewoleba, Pulau Lembata, NTT, Minggu tanggal 26 Maret 2023 gagal mendarat. Lantaran terkendala oleh gangguan cuaca berupa tiupan angin kencang sampai di atas 30 knots.
Barulah penerbangan ketiga dengan rute penerbangan sama di hari Senin tanggal 27 Maret, pesawat Wings Air ATR72 -600 akhirnya berhasil mendarat mulus di Pulau Lembata, NTT.
Membawa berkah tersembunyi
Rupanya di balik “bencana” bakal terbang ke Lembata sampai dua kali itu membawa “berkah”. Kami bertiga akhirnya harus menginap di Biara Susteran SJMJ di Kupang. Bersama Sr. Sandra Supit SJMJ dari Kongregasi SJMJ Provinsi Makassar yang juga batal terbang ke Lembata karena gangguan cuaca.
Minggu malam itu, Titch TV memanfaatkan kesempatan kenal spontan dan waktu sedikit luang sebelum terbang kembali ke Lembata esok harinya untuk sebuah sesi interpiu.
Kali ini dengan Provinsial Kongregasi SJMJ Provinsi Makassar, Sr. Sandra Supit menerangkan sedikit kisah hidup panggilannya menjadi suster biarawati. Singkatnya, keluarga menjadi faktor penting darimana benih-benih panggilan hidup bakti itu tumbuh dan berkembang.
Tiga Provinsi
Indonesia itu punya wilayah sangat luas. Karena itu, kata Sr. Sandra Supit SJMJ menjawab Ping dari Titch TV di Kupang, wilayah kerasulan Kongregasi SJMJ di tanahair dibagi menjadi tiga. Yakni:
- Provinsi Manado meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Ambon, Papua, Kalimantan Timur.
- Provinsi Makassar meliputi Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, Kalimantan Selatan.
- Provinsi Jakarta meliputi wilayah Jawa, Sumatera, Bali, NTB, Kalimantan Tengah.
Mengingat bahwa negara “induk” Negeri Belanda mengalami kemerosotan panggilan, maka kini Belanda yang dulunya menjadi pusat Kongregasi SJMJ sekarang menjadi Regio. Di bawah koordinasi dan tata kelola Generalat SJMJ Indonesia yang kini berada di wilayah Yogyakarta kawasan barat.
Spiritualitas SJMJ
Menurut Sr. Sandra SJMJ, inti spiritualitas Kongregasi SJMJ adalah mengikuti “arahan” Roh Kudus untuk selalu siap sedia diutus ke mana saja. “Siap sedia apostolis untuk pergi diutus ke mana saja,” paparnya.
Tentang kondisi batin yang selalu siap sedia menerima tugas pengutusan ke mana saja itu tentu tidak jauh berbeda dengan apa yang dulu pernah dihayati oleh Pater Mathias Wolf SJ, Bapa Pendiri Kongregasi SJMJ.
Sebagai Jesuit, sudah barang tentu Pater Mathias Wolf SJ punya prinsip hidup mengampu tugas -yang secara seloroh sering dikatakan oleh para Jesuit- “Enter the Society of Jesus and see the world”.
Dalam rumusan “bahasa” Sr. Sandra, maka itu berbunyi “siap sedia pergi ke semua benua.” Atau dalam bahasa formal Konstitusi Art. 2, 3, 36 maka berbunyi:
“Spiritualitas yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk menjadi perantara belas kasih di mana orang-orang membutuhkan di berbagai belahan dunia, memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah sebagai nilai tertinggi dan mengambil bagian dalam panggilan Gereja.”
Dalam bahasa modern untuk semua kalangan, maka itu berarti “Weaving together towards the new horizon”