Home BERITA Sr. Yulita Imelda SFIC, Provinsial Baru Kongregasi Suster SFIC Indonesia 2019-2023

Sr. Yulita Imelda SFIC, Provinsial Baru Kongregasi Suster SFIC Indonesia 2019-2023

0
Sr.Yulita Imelda SFIC, Provinsial Kongregasi SFIC Indonesia 2019-2023

“KEMBALI ke Spiritualitas Awal Sumber Kehidupan Kita Sebagai SFIC”.  

Demikian tema utama yang diangkat dalam Kapitel Provinsi Kongregasi Suster Fransiskus dari Perkandungan Tak Bernoda Bunda Suci Allah atau biasa disebut SFIC.

Sidang Kapitel ini berlangsug di Provinsialat SFIC Jl. Tamar No. 8, Kota Pontianak. Dan sidang ini telah berlangsung selama 10 hari dari tanggal 22 September sampai hari Selasa ini tanggal 1 Oktober 2019.

Jelang penyelenggaraan Kapitel, Suster Pemimpin Umum Kongregasi SFIC Sr. Adriana Tony (atas) dan Sr. Provinsial SFIC periode 2015-2019 Sr. Irene menyalakan lilin di depan altar. (Sr. Maria Seba SFIC)
Perarakan jelang Perayaan Ekaristi pembukaan dan Misa Syukur atas terselenggaranya Kapitel di hari terakhir bersama Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus bersama Vikjen KAP Pastor William Chang OFMCap yang selama Kapitel berlangsung menjadi fasilitator sidang. (Sr. Maria Seba SFIC)

20 Kapitularis

Sebanyak 20 peserta kapitularis duduk bersama guna mendalami spiritualitas SFIC. Ini demi  semakin membumikan spiritualitas tersebut  dalam setiap sendi-sendi pelayanan dengan semangat yakni kesederhanaan, kepatuhan, cinta kasih, dan matiraga.

Kharisma dan spiritualitas Ibu Pendiri Kongregasi SFIC, Suster Teresia van Miert ini, menjiwai keseriusan kapitularis dalam mengupayakan yang terbaik demi kemajuan Provinsi.

Para kapitularis juga memikirkan serta menggumuli hasil kapitel basis dan usul-usul bertemakan “Kembali ke Spiritualitas Awal Sumber Kehidupan Kita Sebagai SFIC”.

17 keputusan

Kesepakatan bersama yang terangkum dalam buku Garis-garis Kebijakan Kapitel Provinsi Indonesia (GKKP) ini menghasilkan 17 keputusan dan 18 rekomendasi sebagai bentuk tindak lanjut pembaharuan dan keterlibatan seluruh anggota Kongregasi SFIC dalam persekutuan dan karya kerasulan.

Hadir pula dalam Kapitel Provinsi Indonesia yang ke-9 ini:

  • Pemimpin Umum SFIC: Sr. Adriana Tony SFIC yang berasal dari Indonesia.
  • Wakil Pemimpin Umum: Sr. Jane Concepcion SFIC
  • Pengamat Kapitel dari Karya Misi di Kenya: Sr. Sarah Adhiambo SFIC/
  • Pemimpin Provinsi beserta Dewan Pimpinan 2015-2019
  • Fasilitator Kapitel: Pastor William Chang OFMCap.

Sr. Yulita Imelda, Provinsial baru SFIC

Dalam kapitel tersebut, Sr. Yulita SFIC yang sebelumnya menjabat Wakil Dewan Pimpinan  periode sebelumnya  terpilih menjadi Provinsial Kongregasi SFIC Provinsi Indonesia.

Berikut jajaran Pimpinan Kongregasi SFIC Provinsi Indonesia Periode 2019-2023:

Provinsial: Sr. Yulita Imelda SFIC

Dewan Penasehat:

  1. Sr. Irene SFIC, Wakil Provinsial.
  2. Sr. Fransiska SFIC, Sekretaris.
  3. Sr. Agusta SFIC, Penasehat 1.
  4. Sr. Yuvina SFIC, Penasehat 2.

Pengumuman Provinsial baru beserta Dewan Pimpinan diumumkan oleh Suster General SFIC, Sr. Adriana Tony SFIC, pada Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus didampingi oleh Vikjen KAP, Pastor William Chang OFMCap.

Pemimpin Umum Kongregasi Suster SFIC Sr. Adriana Tony (atas) merilis hasil resmi Kapitel dengan telah terpilihnya Provinsial baru dan anggota Dewan Pimpinan Kongregas SFIC Indonesia. Bawah: Sr. Yulita Imelda SFIC selaku Provinsial baru SFIC Indonesia menyerahkan hasil-hasil Kapitel kepada wakil anggota Kongregasi. (Sr. Maria Seba SFIC)
Provinsial SFIC yang baru Sr. Yulita Imelda SFIC dan anggota Dewan Pimpinan SFIC Indonesia: (ki-ka) Sr. Yulita Imelda, Sr. Irene, Sr. Fransiska, Sr. Agusta dan Sr. Yuvina.

Dalam Perayaan Ekaristi yang berlangsung pada pukul 11.00 WIB di Kapel Susteran SFIC St. Willibrordus Pontianak, Suster General menyampaikan dasar spiritualitas pengutusan setiap suster SFIC yang tercantum dalam Konstitusi Kongregasi SFIC Dasar Spiritualitas Bab 1, baris 25-35.

Yakni, bahwa semua suster SFIC dipanggil untuk menyembuhkan yang terluka, menyatukan yang remuk, dan memanggil kembali yang tersesat. Juga, hendaknya setiap suster memiliki semangat kesederhanaan, kepatuhan, cinta kasih, dan matiraga.

“Dewasa ini pun, suster-suster tetap hidup dalam semangat itu,” ungkap Sr. Adriana Tony SFIC.

Teladan Sr. Theresia Lisieux

Misa syukur atas pelaksanaan Kapitel Provinsi Indonesia dan pemilihan Provinsial beserta dewan pimpinan yang baru ini bertepatan juga dengan pesta St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau St. Thérèse de Lisieux, 1 Oktober 2019 dalam Kalender Liturgi.

Mgr. Agustinus Agus dalam homilinya menekankan spiritualitas seorang pemimpin dengan bercermin dari kesederhanaan yang dimiliki oleh St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus.

Spiritualitas anak kecil St. Theresia ini menjadi model yang patut diteladani oleh setiap orang terutama mereka yang dipercayakan memegang pucuk pimpinan Kongregasi.

Menurut Mgr. Agus, seorang pemimpin yang memiliki sikap kerendahan hati, kemurnian motivasi seperti seorang anak kecil dewasa ini sangat dibutuhkan.

Meskipun dalam pengetahuan dan kebijaksanaan seseorang merasa hebat, namun dalam tugas perutusan terlebih dalam menghayati iman dan kasih kita kepada Tuhan, dibutuhkan kualitas seorang anak kecil.

“Intinya adalah bahwa anak kecil itu tidak bisa berdiri sendiri, dia membutuhkan orang lain. Apalagi dalam sebuah struktur kepemimpinan,” ungkap Monsinyur.   

Sejumlah suster dan frater lintas tarekat mengikuti Perayaan Ekaristi syukur mengakhiri Kapitel yang secara berakhir pada tanggal 1 Oktober 2019.
Ucapan selamat dari kolega suster dan para tamu undangan dari tarekat lain.

Provinsial Terpilih, Sr. Yulita SFIC dalam sambutannya menyampaikan syukur dan terimakasih atas dukungan persaudaraan serta doa dari banyak orang sehingga boleh menjalankan tugas pengutusan dalam Dewan Pimpinan periode sebelumnya dan kini terpilih menjadi Provinsial untuk periode empat tahun ke depan.

“Kapitel sudah berakhir, namun tugas kami akan segera dimulai pada hari ini juga. Oleh karena itu kami mohon dukungan dan doa dari kita semua,” demikian harapan Suster Yulita SFIC.

Ia juga mengajak seluruh suster SFIC untuk kembali ke spiritualitas awal, hidup dalam semangat Ibu Pendiri dengan mempelajari, memahami, menghayati, dan melaksanakan garis-garis kebijakan, keputusan dan rekomendasi yang telah disepakati oleh kapitel.

Selain menjadi anggota Dewan Pimpinan SFIC kurun waktu periode lalu, Sr. Yulita Imelda SFIC sehari-hari juga menjadi Magistra Novisiat SFIC “Theresia Lisieux” selama kurun waktu 11 tahun terakhir ini.

Sr. Yulita Imelda SFIC adalah suster biarawati aseli Dayak dan berasal dari Paroki Kuala Dua, Keuskupan Sanggau, Kalbar.

Sebelum mengemban tugas sebagai formator dalam kapasitasnya menjadi Magistra Novis SFIC, Sr. Yulita menyempatkan diri belajar spiritualitas di London.

Sr. Yulita Imelda SFIC saat masih muda dan belajar spiritualitas di London.
Sr. Yulita Imelda (keempat dari kiri) dalam sebuah pertemuan para pembina di Kenya, Afrika. (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version