Home BERITA Suami Posesif dan Penceburu, Isteri Bak Peliharaan Saja

Suami Posesif dan Penceburu, Isteri Bak Peliharaan Saja

0
Ilustrasi - Isteri korban KDRT.

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Jumat, 4 Februari 2022.

Tema: Kekerasan hati

Bacaan

  • Sir. 47: 2-11.
  • Mrk. 6; 14-29.

ADA yang berpendapat bahwa bila orang merasa dan mengalami tidak dicintai sejak dini, pribadinya gampang merasa hampa.

Ada ketidakpuasan akan dirinya sendiri.

Akan semakin berisiko besar, bila orang itu adalah pribadi “berpunya dan berkuasa”.

Ia akan tergoda menggunakan kekerasan untuk mengatasi segala perkara yang dihadapi. Bahkan kekerasan untuk dirinya sendiri.

Di dalam diri setiap manusia, sifat iri dan dendam juga dapat memperparah keadaan.

Sifat-sifat itu bisa mengarah kepada tindakan-tindakan yang lebih mengkhawatirkan. Dapat mengarah pada tindakan-tindakan destruktif.

“Mo, bagaimana ya dengan pasangan saya?”

“Ada apakah?”

“Saya jadi tidak bisa apa-apa. Bahkan untuk. bertemu dengan keluarga pun harus seizin dia. Kalau dia bilang boleh, harus sama dia.

Kalau dia bilang tidak, jangankan nekat, persoalan akan jadi lebih panjang. Keluarga kami bisa ribut berhari-hari. Tangan melayang dan piring bisa terbang,” keluh seorang pengantin baru.

“Kenapa bisa begitu?”

“Nggak tahu, Mo. Tapi memang di dalam keluarga kami ada masalah. Bukan masalah besar. Setahu saya sejak pacaran, ia punya sifat cemburu dan kadang iri,” jelasnya.

“Sudah tahu begitu kenapa berlanjut dan diteruskan dalam perkawinan?”

“Dulu ketika pacaran, tak separah dan setragis  begini, Mo. Ia bilang, asal tidak melanggar aturan dan tidak macam-macam, silahkan.”

“Sepanjang perkawinan keterbukaan itu semakin ditutup.

Saya tidak boleh kemana-mana. Saya harus menjadi seorang wanita rumah tangga. Tidak boleh berbicara dengan laki-laki siapa pun,” jelasnya.

“Kenapa begitu obsesif begitu? Apa kamu pernah deket dengan pria lain? Atau tanpa sadar berbicara yang terkesan akrab dan lama?”

“Ya, nggak tahu Romo. Saya pribadi yang tidak begitu gampang akrab dan mau berbicara lama dengan lawan jenis,” jawabnya.

“Sudah pernah tanya dia?”

“Sudah Romo. Jawabnya singkat: Aku tidak suka.”

“Siapa pun yang datang dicurigai. Ia yang menemui dulu. Ia pula yang menentukan ada atau tidaknya saya. Dan kalau diperbolehkan bertemu, ia selalu menemani.”

“Dari pengalaman, mana yang lebih banyak?”

“Tentu kita tidak ada catatannya. Bahkan pernah beberapa kali saudara saya berkunjung, dikatakan sedang pergi,”

“Apa yang bisa dibantu?”

“Doakan keluarga kami. Berani belajar terbuka dan bergaul dengan orang lain.

Kasihan anak-anak kalau pulang liburan ke rumah. Anak dikekang dan tidak boleh kemana-mana. Anak kami sekolah di luar kota. Harus sama pasangan saya, kalau pergi.”

“Bagaimana engkau bisa menghadapinya sampai sekarang?”

“Daripada ribut. Saya menekan perasaan saya saja. Lebih banyak diam. Tidak berkomentar apa pun. Tidak mau tahu urusan pribadinya. Seperlunya bicara. Kalau dia di luar rumah, saya anggap bukan pasangannya.

Saya bertahan demi anak-anak. Dan saya hanya berdoa semoga pasangan saya sadar.

Kekerasan hatinya lebih banyak menimbulkan penderitaan daripada kegembiraan. Lebih banyak kesedihan dan airmata daripada sukacita.

Kehadirannya yang lebih banyak menimbulkan rasa takut, was-was dan cemas daripada kedamaian, tenang, rukun, kasih sayang dan saling pengertian.

“Bagaimana engkau bisa bertahan hidup dengan suasana seperti itu?”

“Biarlah romo, tidak apa-apa. Saya akan terus mencoba. Doakan saja. Apalagi saya kan Katolik. Tidak bisa apa-apa. Kecuali berdoa dan memohon.?

“Anak-anak bagaimana?”

“Ya… anak-anak pinginnya pisahan. Tapi ya saya mengajari anak anak. Tidak bisa begitu saja. Kadang harus menerima apa yang telah diputuskan.

Anak-anak pun saya beritahu untuk hati-hati kalau memilih pasangan. Kalian sudah tahu. Bagi saya, keluarga lebih penting.”

Karena Yohanes pernah menegur Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu.” Karena itu, Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya.” ay 18-20a.

Ya Tuhan, jamahlah setiap anggota keluarga kami untuk setia dan taat pada firman kebenaran-Mu. Amin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version