PADA hari Sabtu pekan XIX, kita membaca injil tentang anak-anak yang dibawa oleh orangtuanya kepada Yesus untuk diberkati (Matius 19:13-15). Anak-anak itulah yang memiliki Kerajaan Surga (Matius 19:14).
Injil hari ini (Matius 19:16-22) berbicara tentang orang dewasa yang ingin memperoleh hidup yang kekal (Matius 19:16).
Anak-anak itu telah memiliki Kerajaan Surga, karena mereka terbuka, rendah hati, mudah belajar dan beradaptasi, serta sederhana. Berbeda dari orang yang hari datang kepada Yesus. Dia memiliki sikap yang bertentangan dengan sikap anak-anak.
Pertama, dia merasa puas dengan apa yang telah dilakukannya. “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” (Matius 19:20). Ternyata yang telah dilakukannya itu belum cukup membantunya untuk memperoleh hidup kekal.
Kedua, dia sulit mendengar dan tidak mau belajar. Dia pergi dengan sedih setelah mendengar Yesus berkata supaya dia pergi menjual hartanya, memberikannya kepada orang miskin, dan mengikuti Yesus (Matius 19:21-22).
Ketiga, dia melekat pada hartanya dan tidak memiliki sikap lepas bebas. Inilah penghalang terbesar baginya untuk memperoleh hidup yang kekal.
Apa pesan injil hari ini? Salah satu pesan utamanya adalah sikap keliru manusia terhadap harta. Seharusnya, harta itu mempermudah hidup manusia. Rumah, misalnya, membuatnya bisa beristirahat. Mobil mempermudah mobilitas dirinya.
Namun, bagi orang yang datang kepada Yesus itu hartanya mempersulit dan menghalanginya untuk masuk ke dalam hidup yang kekal. Walau harta itu amat berguna untuk mempermudah kehidupan di dunia ini, orang mesti melepaskannya jika ingin mendapatkan hidup abadi.
Dengan kata lain, selama hidup di dunia ini orang boleh memiliki dan menggunakan harta benda. Namun, itu semua tidak bermanfaat untuk bisa masuk ke dalam hidup abadi. Untuk memperoleh hidup surgawi orang membutuhkan harta rohani seperti iman, harap, dan kasih, serta sikap pasrah kepada Allah.
Apakah kita percaya dan berpasrah kepada Allah?
Senin, 19 Agustus 2024
HWDSF