Home BERITA Sumantri dan Sukasrana

Sumantri dan Sukasrana

0
Sumantri Sukrosono by Ist.

Puncta 5 Oktober 2024
Sabtu Biasa XXVI
Lukas 10: 17-24

MEREKA ini adalah kakak beradik. Sumantri gagah, tampan dan pandai. Sebaliknya, Sukasrana berwajah buruk seperti raksasa, cebol, jelek dan lemah tubuhnya. Tetapi dia punya hati yang baik, tulus, penuh kasih dan suka menolong.

Sukasrana itu seperti Quasimodo, Si Bongkok buruk rupa dari Notre Dame dalam kisah The Huncback of Notre-Dame karangan Victor Hugo. Kendati wajahnya buruk, tetapi hatinya sangat baik.

Tuhan itu maha adil. Yang punya kelemahan atau buruk di satu sisi, namun diberi anugerah kesaktian atau kelebihan luar biasa. Sumantri ingin mengabdi ke Kerajaan Maespati. Dia ingin menjadi pejabat tinggi dan terhormat di sana.

Raja Harjuna Sasrabahu memberi syarat kepada Sumantri yaitu melamar Dewi Citrawati dan membawa 800 putri boyongan.

Dengan kesaktiannya Sumantri mampu mengalahkan raja-raja yang ingin memperistri Citrawati. Dia juga berhasil mendapatkan 800 puteri boyongan,

Karena sukses, Sumantri makin “nggembelo” sombong dan terlalu percaya diri. Ia menantang Raja Harjuna Sasrabahu untuk mengalahkannya.

Perang tanding terjadi. Sumantri kalah. Ia dihukum untuk memindahkan Taman Maerakaca ke Maespati.

Dia bingung setengah mati. Jika ini gagal, dia tidak akan diterima menjadi punggawa. Muncullah adiknya yang dihinakan, karena buruk rupa dan jelek.

Sukasrana yang dipandang kecil, lemah dan bodoh namun berhasil memindahkan Taman Maerakaca.

Jangan menyombongkan diri seperti Sumantri yang pada akhirnya gagal total. Kebijaksanaan dimiliki oleh mereka yang tulus, rendah hati dan sederhana seperti sifat Sukasrana.

Yesus memuji Allah karena semua itu tersembunyi bagi orang cerdik pandai yang menutup diri bagi kebijaksanaan Allah. Tetapi justru orang-orang kecil, sederhana lebih terbuka pada kebijaksanaan Allah.

“Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu,” kata Yesus.

Pelajaran penting agar kita tidak jumawa tetapi rendah hati, tulus dan ikhlas diri.

Berjuang jatuh bangun ke Kuala Lumpur,
Untuk ketemu dengan Siti Nurhaliza.
Kerendahan hati adalah keutamaan luhur,
Kejarlah dia sampai kamu mendapatkannya.

Wonogiri, kebijaksanaan kaum kecil sederhana
Romo. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version