Home BERITA Sungai Jernih di Belakang Kapel Mungil di Rapit, Kawasan Pegunungan Meratus Kalsel

Sungai Jernih di Belakang Kapel Mungil di Rapit, Kawasan Pegunungan Meratus Kalsel

2
Kapel mungil di Rapit yang masuk wilayah reksa pastoral Paroki Halong, Keuskupan Banjarmasin. Uskup Mgr. Petrus Boddeng Timang berkenan memberkati kapel di wilayah udik di kawasan Pegunungan Meratus, Kalsel, yang lokasinya sejauh 8-9 jam perjalanan dari Banjarmasin. (Tony Loman)

USKUP Keuskupan Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Mgr. Petrus Boddeng Timang, hari Sabtu 25 Juni 2022 berkenan memberkati ruang ibadat di Rapit yang masuk kawasan wilayah Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan.

Sebuah kapel kecil sederhana di kawasan Pegunungan Meratus ini berada sejauh 8-9 jam perjalanan darat dari Ibukota Banjarmasin menuju lokasi di Desan Uren.

Ini sungguh merupakan sebuah kawasan permukiman yang sangat udik. Terpencil. Jauh dari keramaian. Masuk wilayah pastoral Gereja St. Matius Paroki Halong, Keuskupan Banjarmasin.

Uskup Keuskupan Banjarmasin, Mgr. Petrus Boddeng Timang, berkenan memberkati bangunan kapel mungil di Rapit – sebuah kawasan permukiman terpencil di wilayah Pegunungan Meratus, Kalsel. Lokasinya sejauh 8-9 jam perjalanan dengan mobil dari Banjarmasin. Prosesi pemberkatan kapel mungil tapi indah ini terjadi hari Sabtu tanggal 25 Juni 2022. (Tony Loman)

8-9 jam perjalanan

Perjalanan ditempuh dari Banjarmasin menuju Balangan. Baru kemudian, dari Balangan menuju Desa Uren dengan estimasi perjalanan selama 7-8 jam.

Masih ditambah perjalanan berikutnya -juga dengan mobil- selama 30 menit lagi. Baru kemudian, harus jalan kaki selama kurang lebih 2 km.

Harus rela dan berani jalan kaki meniti sebuah jembatan gantung kecil. Kondisi jembatan sudah sangat tua.

Hangat dan semaraknya sambutan umat setempat kepada rombongan dari Banjarmasin. Sesaat dan sesudah prosesi pemberkatan kapel mungil Rapit di kawasan Pegunungan Meratus, Kalsel, oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin: Mgr. Petrus Boddeng Timang, Sabtu 25 Juni 2022. (Tony Loman)

Jembatan gantung

Di kala kaki menginjak dasar jembatan gantung ini, maka goyangan akan terasa menderu karena beban pejalan kaki dan gerakan kaki mengayun langkah.

Tak mengapa, karena di bawah jembatan, terlihat aliran sungai yang jernih-bersih, sejuk, sekalipun harus waspada karena arusnya sangat deras.

Sekilas gambaran tentang kapel yang baru saja diberkati Uskup Mgr. Timang. Proses pembangunanannya sudah dimulai sekitar lima tahun silam dan baru selesai bulan-bulan terakhir ini.

Cocok untuk berkontemplasi

Kapel ini mungil, namun indah. Karena tepat di belakangnya ada aliran sungai yang jernih lyang umayan deras namun dangkal.

Sungguh cocok untuk berenang dan berwisata sekaligus berkontemplasi.

Untuk mencapai kawasan permukiman Rapit di Desan Uren, wilayah Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan ini, orang harus rela turun dari mobil dan kemudian berjalan kaki sejauh 2 km menuju lokasi. Di sinilah berada bangunan kapel mungil di balik hamparan sawah dan aliran sungai deras, namun sangat jernih. Kapel Rapit ini masuk wilayah reksa pastoral Paroki Halong, Keuskupan Banjarmasin, Kalsel. (Tony Loman)
Jembatan gantung dan aliran sungai dengan arus deras, namun dangkal dan sangat jernih sungguh bisa menjadi “pelipur lara” usai melakukan perjalanan panjang selama 8-9 jam dari Banjarmasin menuju Rapit di kawasan wilayah Pegunungan Meratus, Kalsel. (Tony Loman)

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version