Home BERITA Survei Komisi Kepemudaan KWI, Berbagai Alasan Picu OMK Indonesia Ingin Tinggalkan Gereja...

Survei Komisi Kepemudaan KWI, Berbagai Alasan Picu OMK Indonesia Ingin Tinggalkan Gereja (12)

2
Ilustrasi: Kontingan OMK Papua dengan super semangat mengikuti gelaran Indonesian Youth Day Palembang. (Romo Ferry SW)

MENARIK memperhatikan road map yang digagas Mgr. Pius Riana Prabdi sebagai Ketua Komisi Kepemudaan KWI agar pembinaan OMK lebih berbasis data.

Rupanya Mgr. Pius saat menjadi imam diosesan Keuskupan Agung Semarang ditugaskan belajar manajemen di LPPM di Menteng Jakarta.

Sesudah memahami manajemen sebagai imam KAS, Mgr. Pius sempat menyusun sistem monitoring dan evaluasi paroki.

Sebagai uskup Ketapang, sistem yang serupa dijalankan agar paroki paroki sungguh tahu bagaimana situasi paroki dan ke arah mana paroki harus dikembangkan.

Pembinaan OMK Indonesia

Untuk pembinaan OMK, Komisi Kepemudaan KWI menganggap sangat penting untuk mempunyai data base OMK yang sesungguhnya. Maka diadakanlah survei militansi iman OMK Indonesia.

  • Romo Kristi Adi Pr, imam diosesan Keuskupan Purwokerto sebagai Sekretaris Eksekutif Komkep KWI menjadi penanggungjawab.
  • Romo Yustinus Slamet Antono Pr, imam diosesan Keuskupan Agung Palembang dan dosen sosiologi dan antropologi Unika St. Thomas Medan menjadi pengarah dan penasihat.
  • Dr. Lisa Esti Puji Hartanti, doktor ilmu komunikasi University of Vienna dan dosen Unika Atma Jaya Jakarta, bertugas sebagai koordinator peneliti.
  • Dibantu Latius HY Rudy Kriswanto dan Regina Giovanny S.
  • Ketiga anggota tim peneliti berasal dari Universitas Musi Charitas.

Maksud dan tujuan: Tiga aspek

Survei diadakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran militansi iman Katolik dalam tiga aspek yaitu pengetahuan iman, keterlibatan peribadatan, dan implementasi iman Katolik dalam hidup sehari-hari.

Lalu dengan itu, survei juga bertujuan untuk mengetahui metode pendampingan OMK Indonesia yang dapat dilakukan gereja Katolik.

Respondennya berjumlah 5.659 OMK dari usia 13-35 tahun.

Hasilnya pengetahuan iman OMK Indonesia indeksnya lebih tinggi daripada keterlibatan peribadatan dan cara hidup sehari hari.

Kuestioner

Dalam survei tersebut ada berbagai pertanyaan diajukan antara lain tentang:

  • Siapa nama pastor paroki;
  • Kehadiran dalam Ekaristi;
  • Kegiatan ziarah;
  • Keikutsertaan dalam kegiatan peribadatan gerejani atau agama lain;
  • Apakah ada anggota keluarga yang meninggalkan Gereja Katolik;
  • Apakah pernah ingin pindah dari gereja Katolik, dll.

Tinggalkan Gereja Katolik

Yang menarik antara lain adalah bahwa ada 30,8 % (1.743 orang) yang mempunyai teman atau anggota keluarga yang meninggalkan Gereja Katolik dalam setahun terakhir.

Lalu ada 6,4 % (482 orang) yang pernah berkeinginan pindah keluar agama Katolik dengan alasan pengaruh lingkungan, diajak teman, diajak keluarga, diajak calon suami-isteri, dan rasa ingin tahu.

Alasan untuk meninggalkan Gereja Katolik adalah karena kurang menemukan kebahagiaan, tidak membentuk jati diri, rasa bosan, dan merasa kurang diterima di lingkungan “internal” sendiri yakni umat Katolik.

Survei juga menanyakan metode dan bentuk pendampingan yang menarik bagi OMK yang dijawab dengan:

  • program yang menarik.
  • informasi terbuka.
  • katekese di media online dan offline.
  • kotbah yang menarik.
  • kesempatan untuk mengekpresikan iman dalam aneka bentuk seni sesuai liturgi.

OMK juga berharap ada kehadiran pendamping, tersedia sarana dan prasarana, cara doa kreatif, kegiatan sosial, dan seminar politik dan lingkungan hidup.

Presentasi hasil survei

Dalam IYD 2023 di Palembang ini tim survei mempresentasikan hasil survei sambil melemparkan berbagai pertanyaan diskusi untuk memperdalam dan melengkapi hasil survei.

Misalnya ditanyakan bagaimana membantu meningkatkan militansi iman, bagaimana meningkatkan kekudusan, bagaimana membantu sesama dengan melakukan aksi sosial, bagaimana cara terlibat dalam kegiatan masyarakat.

Dengan diskusi kelompok diharapkan terjadi konfirmasi atau upaya melengkali hasil survei serta rekomendasi kebijakan pendampingan OMK.

Tim peneliti menganggap perlu bahwa hasil survei dengan 5659 responden harus dilengkapi dengan hasil diskusi 1.500 peserta IYD 2023 sebelum dipublikasikan secara resmi.

Mgr. Pius Riana Prabdi masih sempat mengingatkan bahwa hasil survei ini baru menemukan hal hal yang utama dan tampak di permukaan.

Hasil survei diharapkan ditindaklanjuti di tiap keuskupan karena situasi khas dan khusus tiap keuskupan yang berbeda-beda.

Lalu diharapkan ditemukan metode dan program pendampingan OMK yang berkelanjutan dan lebih sistematis. (Berlanjut)

2 COMMENTS

  1. Inilah survei yang lama ditunggu-tunggu, sebuah tonggak bersejarah dalam Gereja Katolik Indonesia. Selama ini kita mungkin sudah punya feeling/prihatin tentang situasi yang terjadi. Survei ini menegaskan keprihatinan kita. Ada yang harus berubah segera. Sebelum terlambat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version