Home BERITA Susah Menjadi Orang Baik

Susah Menjadi Orang Baik

0
Ilustrasi - Jalan panjang menjadi orang baik. (Ist)

Renungan Harian
Sabtu, 8 Mei 2021
Bacaan I: Kis. 16: 1-10
Injil: Yoh. 15: 18-21
 
DALAM sebuah perjumpaan dengan seorang teman, ia mengatakan betapa susahnya untuk menjadi orang baik. Dengan bercanda, saya mengatakan seandainya jadi orang baik itu gampang, maka dunia ini sudah penuh dengan orang baik.

Teman saya tertawa terbahak dan mengatakan demikian.

“Betul juga ya. Tetapi maksud saya begini Mo. Romo tahu bahwa saya adalah mantan pecandu. Untuk sungguh-sungguh keluar dari situasi itu amat sulit.

Dulu saya pernah cerita pergulatan pribadi saya untuk tidak memakai obat-obatan lagi. Namun, selain hal itu, saya mengalami dijauhi; bahkan dibenci oleh teman-teman main dan kongkow saya.

Mereka menganggap bahwa saya menjadi berbahaya bagi mereka.

Mereka menjadi curiga dengan saya, jangan-jangan saya menjadi informan polisi yang akan menangkap mereka.

Mereka teman-teman main saya sudah puluhan tahun.

Dengan saya berhenti menjadi pemakai, saya seperti diasingkan oleh teman-teman. Saya gak punya teman lagi Mo.
 
Ok, saya dijauhi oleh teman-teman main, karena mereka menganggap saya sudah berbeda dari mereka. Karena sudah bukan pemakai lagi; tetapi ketika saya mau terlibat di Gereja juga susah.

Semua orang memandang saya seperti orang yang menjijikkan dan harus disingkiri.

Mereka beranggapan bahwa saya seperti orang kusta yang akan menularkan penyakit kusta kepada mereka.

Bahkan ketika pastor paroki memberi kepercayaan kepada saya untuk melakukan suatu tugas. Banyak orang protes dan meminta pastor paroki agar membatalkan tugas yang diberikan kepada saya.
 
Apa iya sih Mo. Orang seperti saya ini harus hidup sendiri menyepi dan kesepian? Apa iya saya ini sudah tidak layak lagi di masyarakat dan Gereja?

Saya mengakui dan menyadari bahwa saya ini dulu pecandu dan banyak dosa, tetapi saya sekarang berjuang untuk hidup baik.

Itu Mo, kenapa saya bilang susah mau menjadi orang baik. Jujur lebih gampang kalau saya  kembali menjadi pemakai, teman-teman saya amat welcome.”
 
“Iya memang sulit bro untuk menjadi orang baik. Tantangan dan penderitaan setiap orang berbeda-beda dalam usaha menjadi orang baik.

Ketika saya berbeda dengan yang lain, tidak usah bicara soal benar dan tidak benar, baik dan tidak baik, itu saja sudah merupakan kesulitan dan bisa menimbulkan penderitaan bagi diri kita, apalagi menyangkut suatu kebenaran dan kebaikan.
 
Dirimu sudah memilih untuk hidup lebih baik, melepaskan diri dari obat-obatan, dan mau masuk dalam komunitas Gereja agar dapat semakin dekat dengan Allah. Pasti dirimu akan mengalami pergolakan dan tantangan yang luar biasa.

Kalau ngomong rohani, setan tidak akan terima ada sahabatnya yang meninggalkan dirinya. Bro, jangan melihat bagaimana orang memandang dirimu, tetapi hidupi jalan baru yang sudah kamu pilih, tekuni jalan itu.

Jangan berpikir apa yang bisa kamu terima, jangan berpikir akan menjadi begini dan begitu. Jalani dan tekuni pilihan hidupmu itu, sebagaimana yang bilang bahwa dirimu ingin dekat dengan Tuhan.

Pilihan hidupmu adalah dekat dengan Tuhan, jadi tujuannya jelas dekat dengan Tuhan, bukan dengan pastor, bukan dekat dengan aktivis Gereja, atau siapa pun.

Jalani dan hidupi pilihan-pilihan yang membuat dirimu semakin dekat dengan Tuhan, meskipun jalan itu tidak mudah bro. Tuhan tidak kehabisan rahmat untuk itu,” jawab saya untuk meneguhkan teman.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes:

“Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya.

Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia, maka dunia membenci kamu.”
 
 Bagaimana dengan aku?

Adakah aku mau tekun berjuang untuk hidup lebih baik?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version