JALAN lapang untuk membangun biara baru di Kota Ketapang itu pun akhirnya terbuka lebar, setelah Vikaris Apostolik Ketapang Mgr. Gabriel Wilhelmus Sillekens CP “turun tangan” sendiri dengan membawa sebuah tawaran luar biasa menarik.
Sudah tersedia lahan tanah cukup luas di Jl. Pal (kini bernama Jl. Jenderal Sudirman) di “pusat kota” Ketapang untuk lokasi pembangunan biara baru bagi para Suster St. Augustinessen tersebut.
Demikian Mgr. Gabriel W. Sillekens kepada para suster misionaris OSA yang di tahun 1957 sudah mulai menerima calon suster dari kalangan pribumi (baca: Dayak lokal dari Ketapang dan sekitarnya) sebagai Aspiran.
Di atas meja sudah tersedia semacam “maket” arsitektural berupa gambar-gambar grafis karya Bruder Cosmas OFMCap dari Pontianak yang saat itu dikenal punya keahlian mampu membuat rancang bangun sebuah desain bangunan.
6 Januari 1957
Maka, hari penting itu pun tiba.
Tanggal 6 Januari 1957 adalah hari ketika Mgr. Gabriel Wilhelmus Sillekens CP datang ke lokasi calon areal pembangunan Biara OSA di Jl. Pal (kini bernama Jl. Jenderal Sudiman) untuk keperluan acara pemberkatan tiang pancang.
Harap diingat bahwa pada masa itu, bangunan berpondasi beton cakar ayam belum dikenal.
Untuk tiang pancang, digunakan kayu-kayu belian yang kualitasnya sangat berkelas dalam hal ketahanannya “melawan” air.
Berikut ini sejumlah foto dokumen arsip projek pembangunan Biara OSA yang baru di Jl. Pal.