“PADA pagi hari ini, kita bersyukur karena Sr. Clara menjadi Beata, seorang suci bertambah dalam Gereja, seluruh Gereja bergembira atas beatifikasi Clara Fey. Semoga beliau menjadi pendoa bagi kita semua,” demikian pengantar Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm dalam Misa Syukur Beatifikasi Sr. Clara Fey di Gereja Katedral Malang, Sabtu 11 Agustus 2018.
Prosess beatifikasi Sr. Clara Fey pendiri Kongregasi Suster PIJ itu sudah dilaksanakan dalam Misa Beatifikasi di Aachen, Jerman, tanggal 5 Mei 2018.
Delapan suster berprasetya kekal
Istimewanya, pada misa syukur ini ada empat Suster PIJ yang akan mengikrarkan Triprasetia Kekal dalam Kongregasi Suster PIJ di hadapan Sr. Antoni PIJ, Provinsial PIJ Indonesia. Semestinya, jumlah mereka ‘berdelapan’ yakni semua yang telah melewati proses formatio, sejak menjadi Aspiran, Postulan dan Novis selama 9 tahun terakhir ini, termasuk di dalamnya tiga bulan persiapan menjelang kaul kekal.
Angka “8” tidak lagi genap, karena empat suster PIJ lainnya akan mengucapkan ikrar kekalnya di Flores beberapa pekan ke depan.
Adapun para Suster PIJ yang mengikrarkan Kaul Tripasetia Kekal adalah: Sr. Joanita Maria PIJ, Sr. Angelica Maria PIJ, Sr. Ernesta Maria PIJ, dan Sr. Prisca Maria PIJ.
Dalam bagian lain homilinya, Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm menyampaikan berikut ini.
“Orang yang telah dibaptis dan kemudian menjadi biarawan/biarawati mirip dengan panggilan Bapa Abraham yang harus meninggalkan rumah dan keluarga untuk bergabung dengan satu keluarga baru yakni tarekat dan di situ dia tinggal dalam sebuah komunitas. Bergabung ke tarekat bukan karena ikatan darah, tetapi kesamaan iman. Masa depan sudah jelas, walaupun diperlukan ketahanan untuk mengalami penderitaan berat, tetapi ganjarannya besar bukan dalam bentuk duniawi, kedudukan, atau jasmani tetapi hidup kekal setelah meninggalkan dunia fana.”
Hadir dalam perayaan syukur sekaligus pengikraran kaul kekal para suster PIJ ini ratusan undangan utamanya dari para guru pendidik, tenaga kependidikan baik yang masih aktif maupun yang sudah purna yang berkarya di Yayasan Karya Sang Timur. Juga hadir para siswa-siswi perwakilan dari sekolah-sekolah Sang Timur di Malang. Para tamu undangan dari berbagai tarekat yang ada di Malang dan tentunya keluarga dari para suster yang mengikrarkan kaul kekal.
Busana suster warna krem
Suasana sungguh haru tatkala para suster pengikrar yang mengenakan pakaian biara PIJ warna krem dengan kerudung hitam panjang bersujud di hadapan orangtua masing-masing. Tak sedikit di antara umat yang hadir menitikkan air mata, tentunya air mata bahagia karena saudarinya/sahabatnya telah mengambil keputusan untuk selamanya menjadi abdi Tuhan.
Sejenak kemudian suasana di dalam gereja yang megah dan besar ini menjadi lebih khidmat dan tenang tatkala para suster yang akan mengikrarkan kaul kekal menelungkup di depan altar sementara Litani Orang Kudus dinyanyikan.
Para Suster pengikrar nampak siap dan teguh dengan keputusannya yang tercermin dari suara yang lantang dan tegas tanpa ragu-ragu tatkala ‘mengucapkan rumusan kaul’ dih adapan provinsial PIJ, serta dua orang suster PIJ lainnya sebagai saksi di depan Altar.
Untuk kemudian mendapatkan berkat agung/pengudusan dari Mgr. Henricus Pidyarto O.Carm Uskup Malang.
Ini kisah yang pernah disampaikan Romo Antonius Denny Firmanto Pr.
“Pimpinan PIJ Provinsi Belanda menyetujui mau membantu pekerjaan misi di Praefektorat Malang dengan mengirimkan enam suster PIJ sebagai pionir. Mereka tiba di Pasuruan pada tanggal 29 Mei 1932 dan segera membuka Frobelschool (TK) dan HCS sebagai karya awal,” demikian kisah awalnya kehadiran para suster PIJ di Keuskupan Malang.
Sekarang ini, di wilayah pastoral Keuskupan Malang, karya para suster PIJ ada di Kota Malang, Kota Batu, Sumenep, Pamekasan, dan Banyuwangi.