Sabtu 2 September 2023.
- 1Tes. 4:9-11.
- Mzm. 98:1,7-8,9.
- Mat. 25:14-30
KITA semua sering membandingkan diri kita dengan orang lain, baik secara sadar maupun tidak.
Meski perbandingan yang seimbang terkadang dapat menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik dalam berbagai hal atau menjadi orang yang lebih baik.
Namun jika terlalu banyak membandingkan diri sendiri dengan orang lain dapat menyebabkan hilangnya identitas atau harga diri yang buruk.
Semua orang punya kisah perjuangannya sendiri dalam memgembangkan bakat dan telenta hidupnya.
Semua orang juga memiliki situasi yang berbeda dalam hidup di mana mereka bereaksi dan tumbuh. Akibatnya kita semua berbeda dan unik dalam diri kita sendiri.
Membandingkan diri dengan orang lain dapat menghilangkan ketenangan pikiran dan membuat kita menjadi seseorang yang sebenarnya bukan diri kita.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan.
Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.”
Tuhan menganugerahkan setiap manusia, bakat dan talenta serta kemampuan agar dikembangkannya.
Usaha mengembangkan bakat, talenta ini menunjukkan bahwa seorang manusia memberikan respek positif pada anugerah ini.
Sikap dua hamba yang menerima lima dan dua talenta menjadi suatu teladan agar kita selalu berusaha untuk berkembang.
Sedangkan, sikap hamba yang menerima satu talenta menjadi pelajaran agar kita memanfaatkan anugerah Tuhan sekalipun yang diberikan itu sangat kecil nilainya.
Mengubur talenta yang diberikan bisa berarti bahwa seseorang tidak mau berkembang dan tetap berada pada situasi yang ada.
Penting bagi kita untuk membuka diri bagi sesama agar dengan bantuan yang lain, kita bisa secara bersama mengembangkan talenta yang kecil tadi.
Bisa saja melalui talenta yang kecil tadi, Tuhan ingin menguji kesetiaan kita dalam hal-hal yang sederhana dan membantu kita untuk memfokuskan diri secara baik pada satu bakat yang dimiliki.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku bisa setia dalam perkara-perkara kecil?