Home BERITA Taman Doa Bukit Golgota Pusat Spiritualitas Passionis Malang

Taman Doa Bukit Golgota Pusat Spiritualitas Passionis Malang

0
Taman Doa Bukit Golgota Passionis Malang. (Laurensius Suryono)

HANYA ada satu salib pada ornamen ‘bukit tandus berbatu-batu’ di Taman Doa Bukit Golgota – Pusat Spiritualitas Passionis Malang. Dilukiskan sebagai salib yang menancap di puncak dan di tengah bukit tandus. Salib dengan corpus Yesus Kristus. Tidak ada salib yang lain.

Maka sambil berdiri di bawah Salib dan dengan memandang Salib Kristus, Romo Aven CP mengajak para peziarah berdoa, “Tuhan Yesus, terimakasih kuucapkan kepada-MU, karena Engkau telah rela mati disalib demi dosa-dosaku.”

Doa dalam satu kalimat ini terus didoakan berulang-ulang serta diikuti para peziarah yang datang di Taman Doa Bukit Golgota.

Para peziarah aman Doa Bukit Golgota Passionis Malang. (Laurensus Suryono)
Para peziarah melakukan doa devosional di Taman Doa Bukit Golgota Passionis Malang. (Laurensius Suryono)

Para peziarah adalah anggota komunitas Persekutuan Doa Santa Teresa Avila. Persekutuan Doa St. Teresa Avilla secara rutin berkegiatan di Gedung Widya Bhakti Jalan Guntur Malang, hari Rabu pekan pertama dan pekan ketiga dalam bulan. Sampai pada tahun 2024 mempunyai anggota tidak kurang dari 200 orang.

Moderator persekutuan doa adalah Romo Ignasius Adam Suncoko; dengan Ketua Ibu Rita Hernawati. Kali ini, mereka hendak bersyukur atas Pesta Nama Pelindung dalam bentuk Perayaan Ekaristi. Dipersembahkan oleh Pastor Avensius Rosis Kajang CP, hari Rabu 16 Oktober 2024.

Perayaan Ekaristi dimulai pukul 10.00 WIB tidak dalam gedung atau ruangan di sebuah bangunan besar, melainkan sebuah lahan di depan ornamen menyerupai Bukit Golgota. Para peziarah tidak kegerahan dengan panas terik matahari di musim kemarau.

Karena kanopi alam dari puluhan pohon trembesi dan mahoni mengayomi mereka. Tiupan angin semilir juga berhembus seolah turut serta mengiringi peribadatan ini dan membuat nyaman mereka yang hadir dan berdoa.

Pemandangan Taman Doa Bukit Golgota Passionis Malang. (Laurensius Suryono)

Altar persembahan ditempatkan beberapa meter di bawah salib, namun tetap dapat dilihat dengan jelas oleh para peziarah yang akan mengikuti Perayaan Ekaristi.

“Perjalanan bapak-ibu mengikuti Santa Teresa Avila sudah ada yang 40, 30, 20, dan 10 tahun. Mungkin ada juga yang baru beberapa bulan atau pekan untuk bergabung. Pilihan bapak-ibu mengikuti dan belajar dari Santa Teresa Avila adalah pilihan yang tepat.

Oleh Gereja Santa Teresa Avila ditetapkan sebagai seorang Pujangga Gereja atau Doktor Gereja. Mengapa? Karena Santa Teresa Avila meninggalkan tulisan-tulisan yang sangat bermakna sangat penting untuk Gereja. Sangat dalam apa yang tidak dilihat orang lain dilihat dengan teliti oleh Santa Teresa. Ajarannya meluas dan berkembang dan akan terus berkembang.

Kita bisa menjadi seperti Santa Teresa Avila, ketika kita mewujudkan kedekatan kita dengan Tuhan, mewujudkan kedekatan kita dengan sesama. Ketika berjuang menjalani kehidupan bergumul dengan pengalaman-pengalaman penderitaan kesulitan tantangan kekecewaan cemas, dsb.

Namun kita tetap berpegang pada Salib Kristus dan mengatakan ‘Hanya Engkaulah andalanku padamu, aku berserah segala sesuatu berlalu. Namun Tuhan tetap ada’. Itu kata-kata Santa Teresa dari Avila. Dan itulah yang dapat menguatkan kita,” demikian pengantar ekaristi Pastor Aven CP.

Bacaan suci mengikuti kalender liturgi harian: Gal.5: 18-25 dan Luk.11:42-46.

Pada Taman Doa Bukit Golgota juga terdapat empat belas Perhentian Jalan Salib, berjajar rapi mulai dari sisi timur selatan dan barat. Jalan setapak antar setiap perhentian berbatu kecil seolah mengajak para peziarah untuk mengenal dan menghayati sengsara wafat dan kebangkitan Kristus.

Setelah Perhentian ke-14, para peziarah akan sampai pada sebuah taman lain yang cukup luas halamannya ‘tanpa nama’ dengan tiga ornamen penting yakni Patung Pieta, Kubur Kosong, dan Yesus memegang tongkat sebagai lambang bangkit dan menang atas maut.

Di bawah ornamen bukit tandus berbatu terdapat sebuah ruang doa yang cukup luas. Kita boleh menyebutnya Gua Maria. Ada patung Bunda Maria bermahkota, di depannya dilengkapi tempat-lilin menyala. Di sampingnya ada altar kecil bisa juga untuk Perayaan Ekaristi. Juga tersedia bangku-bangku panjang untuk tempat duduk para peziarah dan devosan.

Sedangkan di sisi timur parkir mobil ada bangunan besar tiga lantai dengan aula atau ruang pertemuan serta kamar-kamar yang dapat dipergunakan untuk tempat rekoleksi dan retret. Pada papan putih (whiteboard) yang menempel pada dinding dekat kantor sekretariat terlihat beberapa komunitas telah mendaftar untuk menggunakannya.

Dalam sebuah rekoleksi, seorang pastor pembimbing menyampaikan, “Siapa saja yang memandang dengan hati dan membuka diri akan menemukan pada Salib Kristus: kasih, sukacita, damai sejahtera, sabar, murah hati, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.”

Foto: Laurensius Suryono

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version