Puncta 10.10.22
Senin Biasa XXVIII
Lukas 11: 29-32
BULAN Oktober, 12 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 26 Oktober 2010, Gunung Merapi di Sleman, DI Yogyakarta meletus. Sebanyak 32 orang menjadi korban, termasuk Juru Kunci Gunung Merapi yaitu Mbah Maridjan.
Sebelum gunung itu meletus, biasanya ada tanda-tanda alam yang mengawalinya. Misalnya suhu di sekitar gunung naik. Gunung sering mengeluarkan suara gemuruh yang kadang juga disertai dengan getaran gempa kecil-kecil.
Mata air di lereng gunung mengering. Tumbuh-tumbuhan di daerah sekitar gunung menjadi layu. Terlihat juga oleh warga masyarakat ada banyak binatang bermigrasi turun gunung. Banyak binatang berkeliaran di ladang atau pekarangan warga.
Waktu itu Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana sudah menginformasikan, dari pengamatan visual terjadi peningkatan tajam jumlah guguran material awan panas yang sering disebut “Wedhus Gembel”. Maka status gunung dinaikkan dari siaga ke awas.
Namun demikian, status awas ini tidak mengubah keyakinan Mbah Maridjan, juru kunci Merapi. Mbah Marijan tetap tinggal di Dusun Kinahrejo, yang berjarak sekitar 4 km dari puncak Merapi.
Andai saja para warga itu mau melihat tanda-tanda dan mendengarkan imbauan petugas Vulkanologi dan Geofisika.
Tidak hanya alam semesta yang memberi tanda-tanda. Kehidupan iman pun juga ada tanda-tanda. Orang-orang zaman Yesus pun minta tanda bahwa Yesus berasal dari Allah.
Namun Yesus berkata, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus.”
Semestinya orang-orang itu sudah tahu siapakah Yesus sebenarnya dengan melihat apa yang dikerjakan dan diajarkan-Nya.
Orang buta melihat, orang bisu berbicara, orang tuli mendengar, orang timpang berjalan, orang mati dibangkitkan. Itu semua adalah tanda-tanda ilahi.
Tetapi mereka tidak percaya. Mata hati dan telinga mereka tertutup. Mereka itu bebal dan tegar tengkuk. Karya Yesus yang menyelamatkan banyak orang itu tidak mereka terima.
Yesus mengingatkan kepada mereka. Kelak angkatan ini akan diadili oleh orang-orang Ninive.
Orang-orang Ninive itu bertobat setelah mendengar pengajaran Yunus. Sedangkan yang hadir kini lebih besar daripada Yunus. Namun mereka tidak mau percaya.
Pertobatan yang dibawa Yunus membawa hasil. Mereka itu akan menuntut bagi siapapun yang tidak percaya pada pewartaan Yesus.
Yang dibutuhkan adalah keterbukaan hati untuk percaya dan bertobat. Jika kita tidak percaya pada Yesus maka tidak akan terjadi keselamatan. Dibutuhkan sikap tobat agar kita bisa menerima Yesus Sang Juruselamat.
Gunung Merapi ada di Kabupaten Sleman.
Awan panas seperti wedhus gembel berkejaran.
Mari kita peka membaca tanda-tanda zaman,
Supaya hati kita percaya dan diselamatkan.
Cawas, membaca tanda-tanda zaman