Kutipan hari Selasa 28 Mei 2024.
KITA sering mendengar istilah “Tangan kanan memberi – tangan kiri sembunyi”. Artinya, Ketika kita memberi sesuatu kepada siapa pun, itu didasarkan pada keikhlasan, tidak ada harapan untuk menerima suatu kembalian dari apa yang telah kita berikan.
Tetapi akhir-akhir ini istilah itu diplèsètkan menjadi “Tangan kanan memberi – tangan kiri selfie“.
Harus diakui kita sering memiliki godaan-godaan dalam diri kita untuk menunjukkan diri apa yang telah kita lakukan kepada orang lain. Bila tidak hati-hati, yang tujuan awalnya untuk memberi, bisa jatuh pada sifat ingin menonjolkan diri, menyombongkan diri, pamer, eksis, dsb.
Ada istilah dalam bahasa Latin, “Do utdes” yang artinya memberi untuk kemudian bisa menerima sesuatu.
Hari ini kita mendengar kisah di mana Petrus bersama para murid yang lain, menyatakan dirinya telah meninggalkan segala sesuatunya dan mengikuti Yesus.
Markus 10:28: Berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau.”
Ternyata tidak cukup hanya meninggalkan segala sesuatu. Tuhan Yesus mengajak melampaui itu semua. Meninggalkan segala sesuatu harus dilandasi semangat lepas bebas dari kelekatan-kelekatan duniawi. Karena keluarga, bapak, ibu, saudara, rumah, ladang, dsb itu hanyalah jalan atau sarana untuk menuju kepada Allah. Sehingga fokus kita yang lebih utama seharusnya diarahkan kepada Allah semata.
“Yang terdahulu akan menjadi yang terakhir,” ini adalah mereka-mereka yang hanya memfokuskan diri pada sarana atau jalan saja, tujuan utamanya malah tidak tercapai.
Sering kali hal-hal duniawi malah membebani hati dan jiwa kita, kita menjadi cemas, kuatir, takut kehilangan, dsb.
Hari ini, kita diingatkan bahwa Yesus lah yang akan memelihara kehidupan kita, yang akan memberikan harapan kepada kita.
Pesan untuk kita adalah agar kita berani meninggalkan kelekatan-kelekatan duniawi, kita harus memiliki kelekatan yang hanya tergantung pada Allah sendiri sang pemelihara kehidupan.
PS: Materi homili oleh Diakon Yohanes Febbry Bagas Pamungkas MSF di Gereja Santo Paulus Kleco Solo.